TANYA:
Dear Ibu Mayke, saya baru mempunyai satu anak laki-laki (21 bulan). Dia punya kebiasaan melempar barang apa pun yang sedang dia pegang, meski sedang asyik bermain. Misal, botol plastik, mainan mobil-mobilan, dan lain-lain. Sering jika dia sedang memegang benda, lalu ada yang melarangnya, dia justru cenderung refleks melemparkannya. Pernah suatu saat dia melemparkan benda ke arah adik sepupunya yang masih berumur 4 bulan. Mohon info ya Bu, bagaimana mengatasi perilaku anak yang demikian?
Prima Yasminda – Sleman
JAWAB:
Kegiatan melempar barang ketika bermain dan dilakukan bukan karena marah, merupakan hal yang biasa terjadi pada anak usia di bawah 2 tahun, hal itu bagian dari kegiatan bermain. Mengapa demikian? Karena anak berada dalam tahap eksplorasi, ingin mengetahui apa efek yang terjadi ketika mainan dia lempar. Misalnya, timbul bunyi suara tertentu, ada sesuatu yang menjadi berantakan. Mereka pun suka mengacak-acak barang, menuang dan memasukkan lagi barang-barang ke dalam wadah. Hal-hal di atas yang membuat anak asyik bermain.
Kebiasaan melempar bisa saja berkembang menjadi alat bagi anak untuk melampiaskan rasa marahnya. Secara tidak sengaja dia pelajari dari reaksi orang-orang di sekitarnya. Kalau dia melempar lalu Ibu melarangnya, anak akan sengaja melempar barang tersebut. Kalau secara kebetulan dia melempar barang dan mengenai seseorang lalu dimarahi, maka dia pun akan belajar bahwa kalau melempar barang mengenai orang lain, maka ada seseorang yang memarahinya. Kemarahan bisa diartikan sebagai perhatian oleh sebagian anak, sehingga akhirnya melempar barang yang awalnya merupakan bagian dari bermain, berubah menjadi alat untuk mencari perhatian atau malah untuk meluapkan rasa marahnya.
Solusi yang bisa dilakukan adalah tidak usah melarang anak ketika dia memegang barang. Seperti sudah Ibu alami sendiri, anak semakin ingin melempar barang tersebut. Sering kali reaksi orang lainlah yang membuat anak malah melakukan hal yang sebenarnya bukan niatannya. Cara terbaik adalah ketika anak memegang barang, tarik perhatiannya untuk hal yang positif, semisal dengan membahas tentang barang itu, “mainan ini bagus sekali”, “kita mainin bareng-bareng ya”.
Perlu dihindari pernyataan atau bahasa tubuh Anda ketika anak memegang barang, misalnya, “Tunggu, enggak boleh lempar, nanti kena Adek kecil”; “Nah ya, mau lempar lagi, enggak boleh!” Padahal, anak tidak berniat melempar barang.
Asuhan:
Dra. Mayke Tedjasaputra, MSI.,
Play Therapist dan Psikolog
Penulis | : | Santi Hartono |
Editor | : | Santi Hartono |
KOMENTAR