Nakita.id - Apakah bayi Moms menangis hebat, tangan mengepal, dan merasa kesakitan? Jika iya, bisa jadi sedang kolik.
Kolik sering disebut sindrom empat bulan karena sering terjadi pada bayi 2 minggu sampai 4 bulan.
Ketika diwawancarai Nakita.id pada Jumat (22/1/2021), dr. Ellen Wijaya, Sp.A, Dokter Spesialis Anak yang berpraktik di RS Pondok Indah - Puri Indah mengatakan bayi bisa menangis sekitar tiga jam.
"Dan dalam pemantauan itu bisa tiga hari dalam seminggunya dan bahkan terjadi 3 minggu berturutan dalam satu bulannya," jelasnya.
Dokter Ellen mengatakan penyebab kolik pada bayi masih belum jelas namun memang ada beberapa kemungkinan.
"Misalnya, alergi susu sapi. Pada kondisi tertentu bayi belum bisa sempurna mencerna protein susu sapi tersebut maka bisa menimbulkan kolik," ucap dokter Ellen.
Baca Juga: Sering Terjadi Pada Bayi Ternyata Ini Penyebab Kolik dan Cari Tahu Penanganannya
"Atau bayi mengalami intoleransi laktosa. Jadi salah satu karbohidrat atau yang kita tahu laktosa itu yang ada juga di ASI atau susu formula masih belum bisa dipecah secara sempurna oleh bayi maka bisa menimbulkan kolik," tambah dokter Ellen.
Di sisi lain, dokter Ellen mengatakan penanganan kolik pada bayi dengan membuatnya aman yaitu pertama, memberikan ASI jadi tidak dalam kondisi lapar.
Kedua, mengecek suhu lingkungannya. Apakah ruangannya terlalu panas atau dingin, jika terlalu panas sebaiknya dibuka selimut atau bedongnya.
Baca Juga: Jangan Langsung Panik Ini 3 Cara Mengatasi Bayi Menangis, Yuk Catat Apa Saja!
Ketiga, mengecek popoknya. Apakah bayinya rewel karena buang air besar.
"Kemudian, yang paling mudah dilakukan di rumah adalah gendong bayinya dengan penuh kasih sayang, berikan ASI, kemudian kondisi seperti itu akan membantu bayi menjadi tidak rewel lagi," ucap dokter Ellen.
Namun, Moms pasti bertanya-tanya bagaimana cara memberikan ASI ketika anak kolik karena bisa saja tersedak.
Cara memberikan ASI pada bayi kolik
Dokter Ellen menjelaskan hal pertama yang harus dilihat adalah pastikan bayi tetap aman artinya tidak ada tanda bahaya.
"Yang pertama kita lihat kondisi bayi, pastikan bayi tetap aman artinya tidak ada tanda bahaya yaitu bayi dalam kondisi aktif, menangis kuat, tetapi kita lihat juga nih tanda-tanda bahaya," kata dokter Ellen.
Tanda bahaya tersebut adalah kebiruan pada bayi, sesak napas, dan napas cepat.
Baca Juga: Ini Cara Meredakan Kolik pada Bayi dengan Cepat dan Aman, Coba Buds Organics Calming Rub Cream!
"Evaluasi tanda bahaya itu apa sih? Yang paling mudah kita lihat bayinya. Ada tidak kebiruan pada bayinya, ada tidak tanda sesak napas pada bayinya.
Bayinya hidungnya kembang kempis, napasnya cepat banget, tiba-tiba bayinya kebiruan, nah kondisi seperti itu tentu tidak boleh diberikan ASI," papar dokter Ellen.
"Namun jika tidak ada tanda-tanda bayi sesak napas, bayinya kondisinya baik, namun rewel sebaiknya kita gendong dulu dengan penuh kasih sayang, kita usap-usap juga, kemudian boleh kita berikan ASI.
Karena dengan mendekap bayi tersebut sentuhan antara kulit ibu dan bayi membuat bayi tenang kemudian dia menyusu dan ASI yang diberikan membuat bayi merasa nyaman," tutup dokter Ellen.
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR