Nakita.id - Moms dan Dads tentu khawatir ketika Si Kecil mengalami susah buang air besar atau konstipasi.
Sebanyak 90% konstipasi yang dialami anak usia 1 - 4 tahun bersifat fungsional artinya tidak ditemukan kelainan organik.
dr. Imelda Pingkan M, Sp.A, Dokter Anak yang berpraktik di Columbia Asia Hospital Pulomas saat diwawancarai Nakita.id pada Jumat (22/1/2021) mengatakan penyebab konstipasi fungsional adalah riwayat trauma.
Dokter Pingkan menjelaskan anak-anak yang memiliki riwayat trauma akan merasa tidak nyaman waktu buang air besar karena terasa nyeri akibat tinja yang keras, akhirnya menjadi konstipasi.
Sebenarnya, orangtua dapat mencegah konstipasi pada anak dengan melakukan toilet training sejak dini.
Sebelum mengetahui bagaimana melakukan toilet training pada anak, Moms perlu tahu cara tepat menangani konstipasi.
Dokter Pingkan menjelaskan jika Moms membawa anak ke rumah sakit untuk kasus berhari-hari tidak BAB dokter akan memberikan klisma atau enema dengan gliserin.
Selain itu akan diberikan obat rumatan dan ini paling sedikit diberikan 2 minggu atau kadang-kadang 1 sampai 3 bulan.
"Kenapa kita kasih obat ini? Mencegah tinja tidak keras dan memutus lingkaran setan karena trauma atau fobia," jelas dokter Pingkan.
Tak hanya itu, memberikan cairan yang cukup paling tidak 1 liter per hari dan pijatan di perut searah jarum jam dapat menangani konstipasi.
Toilet Training
Moms dan Dads sebenarnya bisa melakukan toilet training pada anak untuk mencegah konstipasi.
Dokter Pingkan mengatakan toilet training bisa dilakukan paling dini yaitu pada usia 18 bulan hingga 3 tahun.
Lantas, bagaimana mengajarkan toilet training pada anak? Begini penjelasan dokter Pingkan dalam liputan khusus bersama Nakita.id.
Untuk memperkenalkan toilet training pada anak, Moms bisa melakukannya secara bertahap.
"Toilet training ini dilakukan dengan cara anak diminta duduk sebentar 3 sampai 5 menit di toilet," jelas dokter Pingkan.
Jika Moms dan Dads belum siap mengajak anak ke toilet, bisa memakai toilet mainan, kemudian bagaimana caranya?
Baca Juga: Cara Mudah Lakukan Potty Training pada Balita, Yuk Moms Coba!
"Anak dibiarkan main di situ, diletakkan selama 15 menit setelah makan pagi atau siang," pungkas dokter Pingkan.
Dokter Pingkan mengungkapkan sebenarnya tujuan toilet training tidak memaksa anak untuk harus BAB saat itu karena malah membuat anak stres.
Namun yang penting proses toilet training ini adalah anak bisa duduk sebentar dan dilakukan setiap hari, imbuh dokter Pingkan.
Baca Juga: Herfiza Ajarkan Anak Toilet Training: 'Jangan Bandingkan dengan Anak Lain'
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR