Penyakit atau infeksi yang disebabkan oleh botulinum toksin disebut botulisme. Botulisme bisa mengancam jiwa, terutama pada wanita hamil, bayi, orang-orang yang kekebalannya terganggu atau dengan kondisi gastrointestinal.
Meskipun beberapa penelitian telah menemukan bahwa toksin botulinum mungkin sulit untuk menembus plasenta selama kehamilan, wanita hamil dan menyusui dianjurkan untuk menghindari sumber racun yang potensial, termasuk makanan tertentu.
BACA JUGA:Percaya Tak Percaya, Biaya Persalinan Tahun 1988 Cuma Seharga Lipstik!
Selain itu, meski sangat jarang, suntikan botox dapat menyebabkan gejala berat, terutama gangguan pernapasan yang bisa berakibat fatal jika tidak diobati.
Efek samping lain yang bisa terjadi akibat suntikan botox, meskipun sangat jarang terjadi adalah adanya ruam, radang, nyeri, mual, sakit kepala, kesulitan berbicara, diare dan penglihatan kabur.
Karena kemungkinan-kemungkinan tersebut, maka untuk mencegah hal yang tidak diinginkan sebaiknya bagi ibu hamil atau menyusui menghindari botox.
Untuk mengatasi kerutan, bisa dicoba alternative lain yang lebih alami dan aman seperti akupunktur, pijat wajah, atau menggunakan produk kecantikan alami. (*)
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Source | : | medicalnewstoday.com |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR