Nakita.id – Salah satu hal yang paling ditakutkan oleh perempuan seiring bertambahnya usia adalah kerutan dan kulit yang sudah kendur.
Berbagai cara dilakukan untuk mencegah hal ini terjadi, seperti menerapkan pola hidup sehat, menggunakan produk kecantikan, hingga beberapa memutuskan untuk menggunakan botox.
Sebenarnya apa itu botox? Dan bagaimana cara kerjanya?
BACA JUGA:Berangkatkan Umroh Supir dan Asisten, Nikita Willy Tuai Pujian
Botox adalah cairan yang dibuat dari toksin botulinum yang dapat melemaskan otot secara sementara.
Botulinum diperoleh dari bekteri yang bernama Clostridium botulinum.
Setelah botox disuntikkan ke wajah, protein yang terkandung di dalamnya akan membuat jaringan kulit menjadi rileks sehingga secara berangsur-angsur akan mengurangi keriput.
Biasanya, botox mulai bekerja dalam beberapa hari setelah disuntikkan.
Pertanyaannya, amankah botox digunakan bagi ibu yang hamil atau menyusui?
Dilansir dari medicalnewstoday.com, suntikan botox diakui aman dan belum ada yang melaporkan adanya kasus efek samping menimpa janin atau anak yang disusui.
BACA JUGA:Diterpa Isu Tak Sedap saat Syuting Chandra Nandini, Ini Kata Aktor Rajat Tokas
Namun, suntikan botox mengandung neurotoksin yang bisa berbahaya dalam dosis besar atau untuk orang yang alergi terhadap bahan kimia ini.
Penyakit atau infeksi yang disebabkan oleh botulinum toksin disebut botulisme. Botulisme bisa mengancam jiwa, terutama pada wanita hamil, bayi, orang-orang yang kekebalannya terganggu atau dengan kondisi gastrointestinal.
Meskipun beberapa penelitian telah menemukan bahwa toksin botulinum mungkin sulit untuk menembus plasenta selama kehamilan, wanita hamil dan menyusui dianjurkan untuk menghindari sumber racun yang potensial, termasuk makanan tertentu.
BACA JUGA:Percaya Tak Percaya, Biaya Persalinan Tahun 1988 Cuma Seharga Lipstik!
Selain itu, meski sangat jarang, suntikan botox dapat menyebabkan gejala berat, terutama gangguan pernapasan yang bisa berakibat fatal jika tidak diobati.
Efek samping lain yang bisa terjadi akibat suntikan botox, meskipun sangat jarang terjadi adalah adanya ruam, radang, nyeri, mual, sakit kepala, kesulitan berbicara, diare dan penglihatan kabur.
Karena kemungkinan-kemungkinan tersebut, maka untuk mencegah hal yang tidak diinginkan sebaiknya bagi ibu hamil atau menyusui menghindari botox.
Untuk mengatasi kerutan, bisa dicoba alternative lain yang lebih alami dan aman seperti akupunktur, pijat wajah, atau menggunakan produk kecantikan alami. (*)
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Source | : | medicalnewstoday.com |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR