Nakita.id - Jangan sampai terlewat untuk membicarakan seks bebas dengan anak dalam memberikan pendidikan seksual.
Pasalnya kasus seks bebas hingga kehamilan di luar pernikahan sudah banyak sekali terjadi di luar sana.
Dan kalau ada kasusnya benar terjadi, maka wajib untuk orangtua memberi edukasinya kepada anak.
Pasalnya kalau orangtua merasa risih atau tabu untuk membicarakannya, suatu saat anak akan mencoba mencari sendiri perihal tersebut.
Dikhawatirkan anak justru mendapatkan informasi yang tidak benar.
Dengan begitu penting bagi orangtua untuk lebih dulu memberi tahu yang benar sehingga kalau ia mendapatkan informasi tidak benar bisa tidak langsung menyerapnya.
Seorang psikolog Anindya Dewi Paramita, M. Psi., Psikolog dalam wawancaranya bersama Nakita.id menjelaskan untuk cara mengedukasinya dan langkah tepat kalau sampai anak sendiri mengalaminya.
Anindya Dewi Paramita atau yang akrab dipanggil Mita menyebutkan bahwa untuk membahas seputar reproduksi tidak bisa dihindari oleh orangtua.
Mita menyadari bahwa banyak orangtua yang merasa risih atau bahkan merasa tabu untuk membahas hal berbau seks kepada anak.
Padahal pembicaraan seputar reproduksi sudah bisa diberikan sejak kecil.
"Kalau nanti gak ada pembicaraan dari kecil pas gede ditodong untuk cerita ditodong mesti kasih tau kan anaknya juga risih dan gak nyaman membicarakan," jelas Mita.
Dengan begitu berilah waktu bersama anak untuk membicarakan seputar organ reproduksi seputar struktur, fungsi, cara kerja, hingga cara menjaganya.
"Tentu saja dengan memerhatikan kapasitas kognitifnya bahasa yang bisa digunakan bagaimana," jelasnya.
Moms juga bisa bicarakan seputar penyakit seksual dan dampak negatif dari seks bebas.
"Kalau misalnya kehidupan seksualnya dibiarkan bebas, dibiarkan dia terpapar kehidupan seksual yang bermacam-macam, kemudian dia berganti-ganti, kemudian dia akan punya risiko kehamilan yang tidak diinginkan,"
"Kalau kehamilan yang tidak diinginkan akan bagaiamana, akan ada risiko juga tertular infeksi penyakit menular seksual atau ada juga risiko terpaparnya sama yang lebih besar lagi HIV dan AIDS dan seterusnya," ujar Mita mencontohkan cara membahasnya dengan anak.
Moms juga bisa beri tahu anak bahwa ketika masalah ini terjadi di diri mereka, maka situasinya akan sulit baik dalam diri mereka sendiri ataupun lingkungan.
"Kalau lingkungan karena gak ngalamin sendiri apalagi kalau di luar keluarga muncullah terbentuk ada stigma negatif, ada pandangan yang buruk, ada kemudian melihat anak ini seperti apa, dan seterusnya," ujarnya.
Beri tahu juga bahwa ketika terjadi kehamilan yang tidak diinginkan, maka secara fisik mereka belum siap di usia remaja.
Baca Juga: Pahami Perkembangan Seksual Anak Berdasarkan Usianya Agar Tidak Kaget, Perhatikan Hal Ini
Tak hanya fisik, beri tahu juga bahwa emosi mereka akan tidak stabil karena stres akibat tekanan baik dari keluarga ataupun lingkungan sekitar.
Ditambah akan ada pendidikan yang terhambat akibat kehamilan tersebut.
"Risikonya tinggi banget untuk ada masalah di kemudian hari baik masalah komplikasi kehamilannya, nanti hamil melahirkan gak aman, gak aman membahayakan nyawa bayinya membahayakan nyawa ibunya juga," jelasnya.
Nah, informasi-informasi seperti ini bisa diberi tahu kepada anak dalam pendidikan seksual mengenai seks bebas di usia remajanya.
Bantu Kurangi Tanda Penuaan Dini, Collagena Hadir Penuhi Kebutuhan Kolagen Sebagai Kunci Awet Muda
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR