Nakita.id - Tidak jarang anak-anak bermain menjadi seorang polisi, dokter atau seorang juru masak.
Misalnya, Moms diminta untuk menjadi seorang pembeli sedangkan sang anak menjadi koki yang menyediakan banyak menu makanan.
Bisa juga anak menjadi seorang dokter dan Moms adalah pasiennya.
Moms juga bisa sering mengajak anak bermain peran demikian, loh.
Pasalnya, bermain menjadi seorang dokter, polisi atau guru ternyata memiliki manfaat yang baik untuk si Kecil.
Salah satunya bisa mengembangkan rasa percaya diri anak.
Melansir dari Kompas.com, berikut beberapa manfaat bermain peran untuk anak.
1. Anak menjadi lebih percaya diri
Saat anak mencoba menjadi seorang guru, secara tidak langsung ia mengasah kepercayaan dirinya untuk bisa berbicara di depan murid-muridnya.
Selain itu, saat berperan sebagai polisi, anak akan mencoba menjadi sosok polisi yang tegas.
Penelitian menunjukkan, anak-anak yang kompeten biasanya lebih tertarik melakukan permainan peran.
Anak yang mudah bergaul dan juga cerdas juga biasanya memiliki daya jelajah imajinasi yang luas.
2. Anak jadi belajar perspektif berbeda
Saat anak bermain peran, ia akan mencoba untuk menjadi orang lain dan dirinya sendiri.
Hal tersebut membantu anak untuk belajar mempelajari perspektif yang berbeda tegantung peran yang sedang dimainkan.
Jika anak berperan sebagai dokter, anak akan belajar bagaimana berbicara dan bertingkah di depan pasien yang sedang kesakitan.
Jika anak berperan sebagai hewan peliharaan, ia juga harus bisa mencoba berkomunikasi tanpa harus bicara, dan sebagainya.
3. Mengasah kemampuan bernegosiasi
Saat anak mencoba menjadi seorang polisi atau guru, mereka akan mencoba memperhatikan lawan mainnya.
Setelah memperhatikan, anak akan mencoba merespon seperti peran yang mereka mainkan.
Saat itulah, anak belajar cara berkomunikasi, negosiasi, kompromi, kerja sama, dan koordinasi, agar permainan terus berlanjut.
Apakah Moms jadi tertarik untuk mengajak anak bermain peran?
Source | : | kompas |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Rachel Anastasia Agustina |
KOMENTAR