Akibatnya muncul penolakan karena menurut yang bersangkutan hal tersebut tidak baik, tidak nyaman dan tidak aman.
BACA JUGA: Moms Gisel Ditegur dan Kena Marah Gempi Gara-gara Ucapkan Kata Ini
Hal senada diungkap pula oleh Jan Sudir Purba MD, Ph.D dari Neuroendokrinologi RSUPN Cipto Mangunkusumo.
Menurutnya, otak manusia sangat istimewa, melebihi perangkat canggih apa pun yang ada di dunia.
"Hal-hal sederhana yang bisa ditemukan kapan saja dan di mana pun, bisa menjadi sebuah software bagi otak.
Termasuk dalam hal ini stimulasi berupa pengalaman, pembelajaran, maupun asupan gizi. Nah, apa yang ditangkap anak inilah yang akan diolah otak dan disimpan dalam memorinya.
BACA JUGA: Gemasnya Natusha Tunjukan Kepintarannya saat Berlibur di Tokyo
Salah satunya ya dalam bentuk sensory defensiveness," Ungkap Jan.
Defensiveness, lanjut Jan, muncul jika suatu memori tercatat negatif dalam memori Si Kecil.
Contohnya, seorang anak yang 'menginstal' nasi sebagai sesuatu yang selalu dimuntahkan karena tidak membuatnya nyaman.
Hal ini terjadi mungkin karena ia pernah makan nasi basi dan akhirnya sakit.
Kemungkinan lain, ia mendapat kesan yang buruk terhadap nasi karena dulu kerap dipaksa makan nasi saat ia tidak mau.
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Source | : | nakita |
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Kusmiyati |
KOMENTAR