Berat badannya semula 850 gram turun menjadi 720 gram dan Daffa mengalami infeksi serius dalam usus serta nafas spontannya berhenti.
Dengan kondisi kritis, Pujiyanto tetap berusaha memindahkan Daffa ke RSUD Tarakan agar mendapat pertolongan yang tepat.
Dihubungi oleh tim Intisari pada Minggu, 4 Februari 2018, Pujiyanto menjelaskan kondisi terkini Daffa.
"Daffa sudah sangat kritis, ventilator yang dipasang pada Daffa sudah dinaikkan menjadi 100% dan semua obat-obatan sudah diberi dengan maksimal, tapi Daffa masih mengalami pendarahan dari hidung dan rongga dada," kata Pujiyanto.
"Daffa juga trombositnya turun, dia harus tranfusi darah dan ada bakteri NEC dalam usus Daffa yang cukup berbahaya. Bahkan, dokter khawatir kalau sampai terjadi pendarahan di otak," lanjutnya.
Pujiyanto mengaku bahwa dia masih kurang informasi mengenai perawatan bayi prematur di NICU sehingga tidak bisa menentukan mana perawatan NICU yang paling tepat bagi Daffa.
BACA JUGA: Bakteri Jadi Faktor Penyebab Kelahiran Prematur, Begini Cara Mencegahnya
Pujiyanto dan istri kini pasrah dan hanya bisa berdoa semua yang terbaik untuk Daffa.
Sadar bahwa biaya yang diperlukan untuk pengobatan Daffa sangat banyak, Pujiyanto dan Siti menggalang dana melalui situs kitabisa.com.
Saat ini, biaya yang diperlukan oleh Daffa masih kurang sekitar Rp70 juta dari target biaya Rp300 juta.
Dari kisah tersebut, mari mendoakan yang terbaik bagi Daffa ya, Moms! (*)
Artikel ini sudah tayang di Intisari.grid.id dengan judul "Dokter Bilang Hanya Bisa Selamatkan Nyawa Sang Ibu, Alhasil Bayi Mungil Ini Hraus Berjuang Keras Untuk Tetap Hidup"
Source | : | Intisari.grid.id |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR