Nakita.id - Sekolah tatap muka rencananya akan dilakukan mulai Juli 2021.
Sejak April 2021 ini, beberapa sekolah sudah mulai lakukan percobaan pembelajaran tatap muka.
Sambil menunggu Juli 2021, pemerintah pun sedang memberikan vaksin kepada guru-guru sebelum akhirnya sekolah tatap muka digelar.
Ada juga orangtua yang menyetujui sekolah tatap muka karena merasa kurang efektifnya pembelajaran jarak jauh ini.
Tetapi ada pula orangtua yang menjadi khawatir karena anak akan berkumpul dengan teman-temannya.
Ditambah untuk anak yang masih kelas kecil akan sulit melarangnya jaga jarak.
Melalui kolaborasi Sonora dengan Nakita.id pada Jumat (9/4/2021) dengan tema "Benarkah Semakin Muda Usia Anak, Semakin Baik Masuk Sekolah?", Editor in Chief Nakita.id, David Togatorop akan menjawab kekhawatiran orangtua dengan sekolah tatap muka di tengah pandemi.
David mengakui bahwa kegiatan sekolah tatap muka ini memberikan pilihan kepada orangtua.
"Mas mentri kan bilang kalau orangtua masih ingin PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) dipersilahkan. Mas mentri memberikan kesempatan memilih apakah tatap muka atau menggunakan sistem PJJ dan itu sangat baik dan sekolah harus menghormati pilihan itu," ujar David.
David pun mengingatkan untuk sekolah tidak mendiskriminasi untuk murid yang memiliki pilihan berbeda.
"Sekolah tidak boleh mendiskriminasi pilihan yang berbeda. itu bisa dimengerti sangat bisa dimengerti," jelas David.
Meski begitu, David menyebutkan bahwa ada dampaknya kalau anak tidak melakukan sekolah tatap muka.
"Kalau kita gak menyekolahkan anak tatap muka itu ada lost learning lost. Penurunan capaian belajar,"
"Studi menunjukkan pembelajaran tatap muka menghasilkan pencapaian akademik yang lebih baik dibandingkan dengan PJJ," jelas David.
David juga memaparkan bahwa beberapa guru yang sudah Nakita.id wawancara mengakui adanya prubahan peraturan di sekolah tatap muka.
Beberapa perubahan tersebut seperti penambahan jumlah kelas agar tidak terjadi penumpukan murid dalam satu ruangan, penutupan kantin, tidak diadakannya ekskul, dan tidak adanya kegiatan olahraga.
"Coba dilihat sekolah gak mau tapi ke mall, ke pantai yang lagi populer, staycation juga iya, naik pesawat juga iya. Why not school?" ucap David.
Meski memang sudah dirancang sedemikan amannya, David tetap meminta orangtua memerhatikan protokol yang disiapkan oleh sekolah.
Dan jangan sampai melupakan kondisi psikologis anak yang sebenarnya mengalami stres juga dengan perubahan tersebut.
"Jangan salah, bukan psikologis anak ketika PJJ di rumah saja. Ketika anak kembali ke sekolah psikologisnya pasti berubah. Setahun gak sekolah tiba-tiba masuk sekolah, psikologisnya akan mengalami letupan,"
"Jadi jaga ketika sekolah pun ia gak stres. Bukan di rumah aja stres. Ketika kembali ke sekolah setelah setahun gak sekolah itu ada level stres yang akan terjadi. kalau level stresnya terjadi meningkat sistem imun pasti turun," papar David.
David tidak menyarankan orangtua untuk menakut-takuti anak tentang pandemi agar tidak menurunkan imunitas tubuhnya.
Dan orangtua juga perlu memerhatikan perjalanan anak dari rumah ke sekolah dan dari sekolah ke rumah.
Dan langkah terakhirnya, Moms perlu tanyakan kepada anak apakah ia siap untuk sekolah tatap muka atau tidak.
Tanya pula alasan ia ingin atau tidak ingin sekolah tatap muka.
Moms, Yuk Wujudkan Tubuh Sehat di Tahun Baru dengan Kesempatan Emas dari Prodia Ini!
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR