Nakita.id – Pro dan kontra membuatkan anak media sosial sejak dini.
Membuatkan anak media sosial sedari dini tengah menjadi tren beberapa tahun belakangan ini.
Bukan cuma selebriti dan figur publik, tak sedikit pula masyarakat biasa yang membuatkan anak mereka media sosial.
Hal ini tentu menimbulkan risiko tersendiri.
Baca Juga: Moms, Alergi Susu Sapi Ternyata Berbeda dengan Intoleransi Laktosa
Salah satu yang kerap terjadi adalah perundungan di dunia maya atau kerap dikenal sebagai cyberbullying.
Lantas, bagaimana tanggapan orangtua dalam melihat tren ini?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Nakita.id pun mewawancarai secara eksklusif dua orang Moms berikut ini.
Pro membuatkan anak media sosial sejak dini
Seorang ibu satu anak bernama Rihsya Allan, mengaku tidak masalah dengan tren membuatkan anak media sosial.
Bagi Rihsya, media sosial dapat menjadi medium untuk mendokumentasikan perkembangan anak dari masa ke masa.
“Tujuan yang pertama itu untuk dokumentasi. Karena, menurut saya, muka anak itu akan berubah-ubah dari new born sampai besar. Jadi, tujuannya ya buat album aja,” ujar Rihsya Allan saat dihubungi Nakita.id via telepon, Rabu (7/4/2021).
Akan tetapi, siapa sangka, seiring berjalannya waktu, akun media sosial anaknya ternyata disukai banyak orang.
Sebanyak lebih dari 70 ribu followers kini mengikuti akun media sosial sang anak.
Melihat potensi tersebut, Rihsya pun semakin giat berbagi informasi, ilmu, dan edukasi seputar parenting melalui akun media sosial anaknya.
Bahkan, jumlah followers akun Instagram anaknya sudah mencapai puluhan ribu orang
“Cuma karena aku suka membuat review, jadi kenapa enggak dipublikasikan? Bukan untuk mengeksploitasi anak ya, tapi lebih ke sharing, misalnya berbagi informasi anak umur segini sebaiknya mainannya apa, dan sebagainya,” jelas wanita yang berprofesi sebagai Owner of Orisul Digital Agency.
“Jadi, aku lebih ke sharing untuk para Mommy di luar sana. Ketika melihat Instagram-nya anakku, seperti mendapat edukasi,” sambungnya.
Kontra membuatkan anak media sosial sejak dini
Di sisi lain, pendapat yang berbeda diutarakan oleh seorang ibu bernama Naomi Novita.
Memiliki anak bungsu yang masih berusia 23 bulan, wanita yang bekerja sebagai English Teacher ini mengaku enggan membuatkan buah hatinya media sosial.
Akan tetapi, keputusan tersebut dibuat Naomi bukan tanpa alasan.
Rupanya, beberapa waktu lalu, foto sang anak pernah disalahgunakan dan dipampang dalam akun jual beli anak.
“Untuk anak yang paling kecil, dia tidak punya media sosial. Sebab, dulu saya pernah mengunggah foto anak saya, lalu kemudian ada 1-2 akun yang memakai foto anak saya untuk diperjualbelikan,” ungkap Naomi dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id, Rabu (7/4/2021).
Akibat kejadian tersebut, ibu yang juga aktif dalam Moms Community Nakita.id ini pun lebih selektif dalam mengunggah foto anaknya.
Bahkan, kalaupun mengunggah foto sang anak, Naomi melakukan perlindungan dengan menutupi wajah buah hatinya.
“Sekarang saya sangat membatasi foto anak saya. Kalaupun misalnya mendapat pekerjaan yang berkaitan dengan produk anak-anak, saya akan menutupi wajahnya dengan gambar atau stiker,” kata Naomi.
Tak hanya Naomi, temannya juga ternyata pernah mengalami hal yang sama.
Maka dari itu, meski banyak orangtua yang membuatkan anaknya media sosial sejak masih kecil ia tetap keukeuh tidak akan melakukannya.
“Bukan cuma saya, ada pula teman saya yang foto anaknya diunggah oleh komunitas pedofilia. Karena hal itu, walaupun ibu-ibu lain membuatkan media sosial untuk anaknya, saya tetap tidak mau,” pungkasnya.
Lalu, kalau Moms sendiri ada di pihak pro atau kontra dalam membuatkan anak media sosial?
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Nakita_ID |
KOMENTAR