Nakita.id - Vaksin sejatinya adalah virus atau bakteri yang telah dimatikan, dilemahkan, atau diambil sebagian komponennya.
Oleh karena itu, Dr. Novilia Sjafri Bachtiar, dr., M. Kes, sebagai Head of Sueveillance & Clinical Trial Division Bio Farma mengatakan sangat wajar jika anak memberikan reaksi pasca imunisasi.
"Vaksin kan terbuat dari bakteri dan virus.
Jadi wajar jika setelah imunisasi, anak kemudian memberi reaksi awal. Itu artinya tubuh anak sedang melawan bakteri dan virus tersebut," ujarnya.
Vaksin telah melalui sejumlah proses panjang yang aman guna memancing tubuh unfuk membuat anti bodi terhadap virus tersebut.
Novi menghimbau untuk para Moms, agar tidak panik jika menemukan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau yang akrab disapa KIPI pada anak.
KIPI adalah semua kejadian sakit atau kematian yang terjadi dalam kurun satu bulan setelah imunisasi dan diperkirakan sebagai akibat dari imunisasi.
"Waktu waspada vaksin itu biasanya di satu hari pertama.
Jika anak demam, nyeri itu biasa, dan bengkak diarea imunisasi itu memang sudah biasa dan bisa ditoleransi. Yang perlu di waspadai itu ketika anak menunjukan gejala alergi," jelas Novi.
BACA JUGA: Boleh Saja Ingin Si Kecil Lebih Unggul, Namun Hindari Hal Berlebihan Ini Terutama No. 3
Menurut Novi, setelah anak mendapatkan vaksinasi sebaiknya orangtua tidak langsung pergi dan menunggu 30 menit pertama untuk melihat reaksi tubuh anak.
"Sehingga jika di 30 menit awal tubuh anak menunjukan gejala alergi.
Dia bisa langsung mendapatkan pertolongan pertama saat itu juga,"
Selain itu, menurut Novi jangan langsung buru-buru menyebarkan informasi KIPI melalui sosial media.
Sebab, belum tentu reaksi tubuh yang diberikan anak benar-benar disebabkan oleh vaksin atau tidak.
"Dulu ada berita anak yang lumpuh setelah melakukan vaksinasi. Sudah beredar dan viral. Ternyata setelah di investigasi dan analisis, anak tersebut memang sudah lumpuh sejak awal. Hal ini bisa menjadi kekhawatiran," tambahnya.
Novi menegaskan, jika ditemukan reaksi pasca imunisasi sebaiknya segera laporkan informasi tersebut pada pihak puskesmas atau rumah sakit yang melakukan imunisasi.
Dengan begitu, laporan-laporan tersebut dapat di investigasi dan di analisis penyebabnya apakah benar akibat dari imunisasi atau tidak.
BACA JUGA: Satu Hari Diupload, Anak Kyle Jenner Jadi Foto yang Paling Disukai Di Instagram
Hingga sampai saat ini, Indonesia telah memiliki Komite Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas PP KIPI).
Komite ini berisi sejumlah ahli dalam berbagai macam latar belakang seperti dokter spesialis anak, dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter spesialis syaraf, dokter spesialis forensik, farmakolog, vaksinolog, dan imunolog serta unsur lintas sektor terkait.
BACA JUGA: Tak Boleh Sembarangan! Ini Waktu yang Tepat Pemberian Keju Untuk Anak
Sebagai, produsen vaksin di Indonesia pun Novi mengaku Bio Farma juga mengimplementasikan farmakovigilan, yang salah satunya yakni pemantauan kualitas dan keamanan vaksin.
"Jika kita mendapat aduan atau informasi KIPI, tentu kita akan langsung konsultasikan dengan Komnas PP KIPI dan BPOM untuk segera di tindak lanjuti,"
Novi menjelaskan ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dan mengakibatkan KIPI.
"Bisa jadi karena tubuh anak yang memang alergi terhadap vaksin yang diberikan, kualitas vaksin yang memang jelek, atau proses pemberian vaksinnya yang bermasalah.
Misalnya salah memberikan pelarut, salah pemberian jumlah pelarut, salah jumlah suntikan, salah tempat suntikan, dan lain sebagainya."
Namun Novi mengatakan agar masyarakat tak perlu takut, sebab KIPI dapat dicegah dan diatasi.
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR