Nakita.id - Moms tentu sudah tahu pentingnya stimulasi bagi tumbuh kembang anak.
Namun, ada beberapa orangtua yang masih merasa cukup puas, dan ingin anak-anaknya bisa lebih unggul.
Inilah yang dinamakan overstimulasi.
Hal ini bisa jadi didasari oleh pemikiran bahwa anak hidup di zaman kompetitif sehingga perlu diberi berbagai stimulasi.
Padahal, stimulasi yang dilakukan belum tentu tak sesuai dengan perkembangan usia anak.
Dampaknya, Si Kecil dapat menjadi anak yang hobi mengatur orang, membandel, menentang, bahkan memanipulasi.
Seperti apa bentuk overstimulasi?
BACA JUGA: Masih Awet Muda, Beberapa Selebriti Ini Ternyata Sudah Bercucu
1. Sekolah sejak bayi
Usia bayi bukanlah usia sekolah.
Apalagi bila metode belajarnya dilakukan dengan terstruktur seperti sekolah pada umumnya.
2. Belajar calistung
Bila Si Kecil belum genap setahun, ia belum memiliki kemampuan kognitif yang siap.
Sehingga, mengenalkan huruf, angka, dan berhitung pada Si Kecil justru akan sia-sia.
BACA JUGA: Tak Diduga, Mainan Lucu yang Dibelikan Ibu untuk Anaknya Ini Berubah Jadi Bencana
3. Menyediakan banyak mainan
Mainan yang diberikan dalam jumlah banyak sekaligus menyebabkan anak bingung dan tak bisa tentukan pilihan.
Perhatiannya pun juga jadi gampang teralihkan.
4. Tuntutan prestasi terlalu tinggi
Tidak baik bila menganggap anak sebagai “benda” investasi.
Karena Moms bisa memberikan tuntutan yang tak logis pada Si Kecil.
Anak yang dibesarkan dengan banyak target yang harus dipenuhi akan merasa tak disayang.
Sehingga mengalami rasa keterasingan dengan dirinya.
Jangan sampai melakukan overstimulasi pada Si Kecil ya, Moms!
BACA JUGA: Duh, Nabila Syakieb Dilarang Dokter Konsumsi Makanan ini Saat Hamil!
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | Nakita |
Penulis | : | Amelia Puteri |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR