Nakita.id – Sampai saat ini, kanker serviks masih menjadi salah satu penyakit mematikan yang mengancam para wanita di Indonesia.
Hal itu dibuktikan dalam data GLOBOCAN 2020, yang menemukan bahwa angka kanker serviks di Indonesia meningkat hampir 15% dibandingkan pada tahun 2018 dengan jumlah kasus 36.6331.
Ironisnya lagi, kanker serviks telah membunuh sekitar 57 perempuan Indonesia setiap harinya.
Baca Juga: Jangan Takut! Ternyata Begini Cara Mengatasi Kanker Serviks yang Banyak Diderita Wanita Indonesia
Hal ini tentu tidak bisa dianggap sepele.
Apalagi, kanker serviks juga terbilang tidak memiliki gejala.
Kalaupun ada gejala, biasanya hal itu baru bisa dirasakan ketika kanker menjadi lebih besar dan tumbuh menjadi jaringan di sekitarnya.
Lantas, apa saja gejala yang paling umum dari kanker serviks?
Melansir dari cancer.org, berikut ini beberapa gejala umum kanker serviks yang kerap terjadi.
Perdarahan
Perdarahan biasanya terjadi pada vagina, seperti perdarahan setelah hubungan seks vaginal, perdarahan setelah menopause, perdarahan dan bercak di antara periode.
Selain itu, perdarahan juga bisa terjadi dalam bentuk masa menstruasi yang lebih lama atau lebih berat dari biasanya.
Keluarnya cairan abnormal
Cairan tersebut mungkin mengandung sedikit darah dan dapat terjadi di antara masa menstruasi atau setelah menopause.
Munculnya rasa nyeri
Rasa nyeri akibat kanker serviks umumnya terjadi saat berhubungan seks atau terjadi di daerah panggul.
Pada tahap lanjut, gejala yang muncul pun bisa berbagai macam, mulai dari pembengkakan pada kaki, masalah buang air kecil atau buang air besar, dan adanya darah dalam urin.
Karena gejala-gejala tersebut juga bisa disebabkan oleh kondisi lain selain kanker serviks, maka alangkah baiknya jika Moms melakukan vaksinasi HPV (Human Papillomavirus).
Dalam webinar yang diadakan Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks (KICKS) “Girl Power: Living Life to The Fullest”, dr. Maria Ratna Andijani, Sp.OG, mengatakan bahwa vaksinasi HPV sebaiknya dilakukan sebelum perempuan menjalani hubungan seksual.
Kalau Moms belum melakukan vaksin sebelum menikah, tak perlu khawatir.
Moms bisa rutin menjalani tes pap smear untuk mendeteksi dini ada tidaknya virus HPV.
”Peningkatan angka kematian akibat kanker serviks sebanyak 15% menunjukkan bahwa masih banyak perempuan Indonesia belum mendapatkan perlindungan kanker serviks dengan vaksinasi HPV. Padahal, usia produktif merupakan usia yang rentan terinfeksi oleh virus HPV, terutama HPV tipe 16 dan tipe 18 yang dapat mengakibatkan kanker serviks,” ungkap dr. Maria Ratna Andijani, Sp.OG dalam webinar, Selasa (27/4/2021).
“Berdasarkan rekomendasi Satgas Imunisasi Anak dan Satgas Imunisasi Dewasa, vaksinasi HPV dapat memberikan manfaat dan perlindungan mulai dari usia 9 tahun hingga 55 tahun. Selain itu, bagi para perempuan yang sudah menikah, perlu untuk melakukan deteksi dini secara reguler dengan tes pap smear ataupun tes IVA,” sambungnya.
Menariknya, vaksinasi HPV ternyata tidak hanya mencegah bahaya kanker serviks lo Moms, tetapi juga penyakit terkait HPV lainnya, seperti penyakit kulit dan kelamin pada pria.
“Dari keseluruhan kasus kanker serviks baru yang ditemukan di Indonesia, diketahui sebagian besar sudah pada stadium lanjut. Pada kondisi ini, pengobatan menjadi lebih sulit, lebih mahal serta tingkat keberhasilan juga menurun,” ujar dr. Venita Eng, M.Sc, Perwakilan KICKS.
“Untuk itu, dibutuhkan edukasi yang berkelanjutan terhadap masyarakat luas, terutama generasi muda bahwa vaksin HPV merupakan investasi kesehatan sebagai langkah perlindungan utama dari berbagai macam penyakit di masa depan yang diakibatkan virus HPV,” pungkasnya.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | cancer.org |
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Nakita_ID |
KOMENTAR