Nakita.id - Orangtua mana yang tidak mau jika anaknya bisa tumbuh dengan mandiri dan percaya diri?
Untuk itu, penting memerhatikan pola asuh agar anak jangan sampai minder, atau justru malah membuat mereka bergantung pada orangtuanya.
BACA JUGA: Hidup Mewah dan Jadi Sosialita, Ini Sumber Kekayaan Angel Lelga
Moms mungkin bisa tidak sadar jika telah melakukan hal yang sebenarnya menghancurkan harga diri Si Kecil.
Cek 5 hal berikut dan koreksi apakah ada perlakuan berikut yang telah Moms lakukan pada anak yang bisa menjatuhkan harga dirinya.
1. Tidak pernah memuji
Ada orangtua yang enggan melakukan pujian karena mereka percaya bahwa hal tersebut melembutkan dan bisa merusak anak-anak.
Hal ini karena khawatir akan membuat sombong dan terlalu memikirkan diri sendiri.
Orangtua yang tak pernah atau jarang memuji berpendapat bahwa tidak perlu memuji anak-anak untuk hal-hal seperti berperilaku baik, melakukan tugas tanpa diminta, dan/atau mendapatkan nilai bagus.
Mereka menegaskan bahwa perilaku semacam itu memang sudah seharusnya dilakukan anak.
Padahal, anak-anak membutuhkan pujian sebagai penilaian positif atas kinerjanya sehingga ia bisa melanjutkan perilaku yang seperti itu.
Jika tidak menerima pujian, seringkali Si Kecil tidak akan mencapai apa yang mungkin mereka bisa gapai.
2. Tak menoleransi kekurangan
Banyak orangtua ingin anak-anak mereka sesempurna mungkin dari segi fisik dan emosional.
Orangtua sering berpikiran, perbedaan fisik dan emosional anak-anaknya yang tidak sempurna bisa dikoreksi atau diubah.
Namun, hal ini justru memberikan efek sebaliknya dan membuat anak memiliki citra diri yang buruk secara permanen.
BACA JUGA: Turunkan 60 Kilogram Selama 10 Bulan, Perempuan Ini Dipuji Warganet
3. Terus-menerus mengomel tentang kesalahan
Membuat kesalahan merupakan bagian dari proses belajar dan pertumbuhan anak.
Apalagi masa kanak-kanak adalah waktu untuk bebas mengeksplorasi, dan mencoba berbagai hal yang berbeda.
Dampaknya, mereka bisa saja berbuat salah.
Namun, ada orangtua yang menyamakan kesalahan dengan dosa berat.
Beberapa orangtua sering memiliki harapan yang tidak realistis bahwa anak-anaknya mereka harus sempurna dan bebas dari cacat.
Terus-menerus mengomel tentang kesalahan anak membuat dirinya mulai kehilangan rasa inisiatif dan ia menjadi sangat cemas dan tidak menyukai risiko.
BACA JUGA Dianggap Seperti Kakak Adik, Ini Potret Putri Titian Bersama Anaknya
4. Membandingkan dirinya dengan saudara atau anak-anak lain
Lagi-lagi, orangtua memahami bahwa jika mereka memuji karakteristik positif dari saudara kandung dan anak-anak lain, akan berdampak Si Kecil menjadi semakin baik.
Padahal, melakukan perbandingan ini justru memberikan dampak sebaliknya.
Terus-menerus membandingkan anak dengan orang lain akan membuat kebanggan individu berkurang.
Lama kelamaan, anak akan merasa bahwa dirinya tidak berharga di mata orangtua dan lingkungan.
5. Khawatir anak memiliki "keistimewaan"
Orangtua khawatir, bila anaknya memiliki pemikiran yang berbeda, unik, kreatif, dan inovatif akan dinilai aneh karena tidak bertindak sesuai dengan mayoritas di lingkungannya.
Oleh karena hal ini, beberapa orangtua pun jadi ingin menghindari anak memiliki karakter yang "berbeda" karena khawatir akan dikucilkan dan direndahkan oleh tetangga dan rekan.
BACA JUGA: Atasi Noda Hitam di Wajah dengan Bahan Alami, Nomor 3 Jarang yang Tahu!
Padahal, memiliki pemikiran yang berbeda justru bisa membuat Si Kecil jadi kreatif, berpikir out of the box, dan tidak takut hidup mandiri.
Yang paling penting, bila punya anak "nyeleneh" adalah arahan dari orangtua, tidak mengekang, namun juga memberi arahan agar tetap menjadi pribadi yang bertanggungjawab pada diri sendiri dan lingkungannya. (*)
Source | : | We Have Kids |
Penulis | : | Amelia Puteri |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR