Nakita.id - Selain kegiatan belajar mengajar, kegiatan kesiswaan juga menjadi salah satu aktivitas murid di sekolah.
Sebelum pandemi pastinya banyak kegiatan kesiswaan untuk membuat murid aktif secara non-akademik seperti ekstrakurikuler, OSIS, dan lainnya.
Selain kegiatan kesiswaan, kantin juga menjadi salah satu aktivitas yang ada di sekolah.
Baca Juga: Begini Keluh Kesah Orangtua Jelang Sekolah Tatap Muka yang Akan Digelar Juli 2021
Lalu bagaimana orangtua menanggapi kegiatan di sekolah selain belajar mengajar selama sekolah tatap muka?
Setuju kah orangtua dengan dibukanya kantin serta kegiatan kesiswaan lainnya?
Nakita.id baru-baru ini menanyakan tanggapan orangtua terkait kegiatan kesiswaan dan kantin di tengah pandemi kepada beberapa Moms.
Rini selaku ibu dari anak yang duduk di bangku SMP menyebutkan bahwa ia akan mengusahakan anaknya untuk membawa bekal saja dibandingkan jajan di sekolah.
"Kalau untuk kantin saya sebisa mungkin anak saya saya bawakan makan sendiri untuk tidak dia ke kantin untuk di ke kantin rame-rame," ucap rini.
Di lain kesempatan, Aisyah yang merupakan seorang ibu dari 2 orang anak yang duduk di bangku SD pun mengaku akan membawakan anaknya bekal ketika ke sekolah.
Dan rupanya di sekolah tempat anaknya belajar pun sudah diberlakukan untuk membawa tempat makan dan minum dari rumah.
Baca Juga: Inilah Pertimbangan Orangtua Untuk Perbolehkan Atau Larang Anak Sekolah Tatap Muka, Moms Bisa Tiru
"Dari sebelum corona udah bawa bekel dari rumah bawa tempat minum sendiri," ucap Aisyah.
Rupanya sekolah tempat anaknya belajar tengah menggalakkan pengurangan sampah plastik.
"Awalnya bukan karena corona tapi mengurangi sampah plastik. Jadi disuruh bawa tempat makan sendiri tempat minum sendiri untuk mengurangi sampah plastik," ucap Aisyah.
Dengan kebiasaan tersebut, Aisyah mengaku perihal makan di sekolah sudah terbiasa menyiapkan bekal untuk anak-anaknya.
Sementara kegiatan kesiswaan seperti salah satunya ekstrakurikuler, Rini mengaku memperbolehkan.
Asalkan ada jeda antara hari kegiatannya agar tidak terlalu sering.
"Kalau ekskul di jeda kali ya. Kalau misalnya harusnya seminggu sekali mungkin saya memberi izinnya dua minggu sekali jadi sebulan cuma 2 kali untuk pertemuan," ucap Rini.
Sementara Aisyah mengaku membolehkan saja kalau pihak sekolah menyelenggarakan ekstrakurikuler.
"Boleh-boleh aja, justru kegiatan begitu daripada di rumah aja asal ekstrakurikuler begitu," ucap Aisyah.
Pasalnya bagi Aisyah, kegiatan kesiswaan yang berada di bawah terik matahari lebih baik dibandingkan anak-anaknya harus bermain ponsel melulu.
"Pramuka juga kan di bawah terik matahari gak apa-apa. Main bola gak apa-apa justru lebih senang ikut ekstrakurikuler pramuka di bawah terik matahari daripada dia main hp terus," ucap Aisyah.
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR