Nakita.id - Dalam pernikahan, komunikasi sangatlah penting untuk merekatkan hubungan suami istri.
Dikutip dari firstthings.org, pasangan suami istri yang bahagia dan sehat memiliki rasio 5:1 perilaku positif dan negatif dalam hubungan mereka.
Ini artinya, ada lima kali lebih banyak interaksi positif antara pasangan bahagia dibandingkan interaksi negatif.
Yang dimaksud interaksi positif diantaranya adalah mendengarkan, memvalidasi orang lain, pujian, kasih sayang, dan lain sebagainya.
Sedangkan interaksi negatif diantaranya meninggikan suara, menyatakan keluhan, atau mengungkapkan kemarahan.
Untuk membangun komunikasi yang baik dalam hubungan pernikahan, Moms dan Dads bisa melakukan hal-hal berikut:
Habiskan waktu bersama
Rata-rata pasangan suami istri hanya menghabiskan waktu 20 menit dalam seminggu untuk bicara.
Untuk memperbaikinya, Moms sebaiknya mematikan gadget dan meluangkan waktu 20-30 menit untuk saling bertemu dan bicara dari hati ke hati.
Bersikap spesifik
Bila ada masalah muncul, Moms perlu mengungkapkan secara spesifik.
Mengeneralisasi masalah tidak membantu memperbaiki komunikasi yang baik.
Bicara spesifik mengenai masalah yang dihadapi dapat membuat pasangan mengerti dan bisa bersama-sama mencari solusi.
Hindari membaca pikiran
Bila Moms memiliki kebiasaan berusaha pikiran Dads sebaiknya Moms menghindari hal tersebut.
Belum tentu apa yang dipikirkan Dads bisa dibaca oleh Moms.
Memperlakukan Dads seolah-olah Moms bisa membaca pikirannya hanya membuatnya merasa frustasi.
Komunikasikan dan tanyai hal-hal yang ingin diketahui.
jangan menebak-nebak karena bisa saja salah.
Mengekspresikan perasaan negatif dengan baik
Pernikahan tak selalu berjalan mulus.
Ada kalanya Moms dan Dads mengalami pertengkaran, kepahitan, kebencian, kekecewaan, hingga perbedaan pendapat.
Memang perlu mengekspresikan hal ini, namun harus disampaikan engan baik agar tak terjadi kesalahpahaman dan pertengkaran.
Mendengarkan dengan baik
Untuk mendapatkan hubungan pernikahan yang sehat, Moms dan Dads perlu saling bisa mendengar keluhan tanpa bersifat defensif.
Pasangan yang memberikan kritikan atau keluhan bukan berarti dia menyerangmu.
Pasangan hanya ingin kalian saling memperbaiki diri.
Bebas mengekspresikan perasaan positif
Bila Moms sedang bahagia dan ingin memeluk, bersikap romantis, emmberikan pujian, dan lain sebagainya maka jangan ditahan.
Sebab, ini baik untuk hubungan pernikahan.
Moms harus memiliki minimal lima perilaku mengungkapkan perasaan positif untuk setiap satu ungkapan perasaan negatif.
Jika pujian melebihi keluhan, pasangan akan memperhatikan keluhan Moms.
Jika keluhan melebihi pujian, maka kritikan akan diabaikan.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | firstthings.org |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR