Darah merah ini bertugas mengangkut semua makanan ke seluruh tubuh, termasuk ke otak. Bisa dibayangkan apa jadinya bila otak kekurangan makanan.
BACA JUGA: Heboh Acara Ngunduh Mantu 10 Hari, Ayu Ting Ting Ajak Mempelai Lakukan Ini
Menurut Pritasari, zat besi untuk bayi yang paling bagus adalah yang berasal dari hewani atau zat besi heme, terutama dari daging merah.
Secara biologis zat besi dari hewani atau heme lebih baik dalam proses penyerapannya dibanding zat besi yang berasal dari nabati.
Penyerapan zat besi heme dua kali lipat dari zat besi non heme.
“Itulah kenapa pada bubur-bubur bayi sejak zaman dulu sering ditambahkan hati ayam. Antara lain tujuannya untuk pemenuhian zat besi.
Ikan juga baik, tapi daging merah harus ada pada bubur bayi sebagai sumber Fe atau zat besi,” anjur Pritasari.
Moms jangan takut akan berbau amis, atau kolesterol karena hati ayam ini.
Adapun zat besi non heme berasal dari nabati, misalnya sayuran hijau, kentang, dan kacang-kacangan seperti tempe atau tahu kurang disarankan untuk bayi dan anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Sebabnya, zat besi yang berasal dari sayuran atau non heme proses penyerapan di tubuh tidak maksimal, tidak sebaik zat besi yang berasal dari hewani.
BACA JUGA: Mengapa Penderita Diabetes Disarankan Makan Nasi Merah? Ini Penjelasannya Moms
Moms juga perlu memikirkan, bagaimana mengolah zat besi yang tepat agar manfaatnya benar-benar dirasakan Si Kecil.
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR