Nakita.id.- Moms merasa tidak ada yang salah dalam hubungan perkawinan Moms sebab tak ada pertikaian di pagi hari.
Boro-boro suami memukul, membentak saja tidak pernah. Dads juga selalu setia mengantar jemput Moms termasuk anak-anak.
Lantas, apanya yang salah? Tidak ada, tapi Moms tetap tidak bisa menghilangkan perasaan ada yang tidak beres.
BACA JUGA: Daddy Idaman! Intip Yuk Gaya Stefan William Mengurus Ketiga Anaknya
Charles Baxter dalam bukunya "Burning Down the House" (Graywolf Press, London, UK 2016) mengatakan, perkawinan yang sudah berjalan sekian lama biasanya seperti "mati rasa".
"Kepekaan terhadap kebutuhan pasangan tertutup oleh rutinitas. Terkadang kita tidak lagi merasakan apakah pasangan berbahagia dengan kita. Jalan keluarnya tentulah bukan perceraian, tetapi segera memperbaiki kembali hubungan."
Bila Moms peka ada yang tidak beres dengan hubungan Moms dengan Dads, coba cari tahu beberapa hal "aneh" yang sebenarnya menunjukkan Dads sedang tak happy dengan Moms;
1. Dads lebih suka mengutak-atik barang pribadinya
Baxter dalam bukunya juga menulis, "Orang-orang dalam keadaan trauma tidak bahagia cenderung menyukai perabotan dan barang-barang pribadi mereka."
Dalam kalimat gamblang, meskipun Moms ada di sekitar Dads terus, tapi sebenarnya Dads kesepian.
Margaret Clark, Profesor Psikologi di Universitas Yale, AS menguatkan hal ini. "Orang-orang yang lebih menghargai barang milik mereka mungkin kurang aman dalam hubungan pribadi mereka dengan pasangan."
2. Diam seribu basa saat di meja makan
Pertama kali mungkin Moms berpikir, "oh, dia capek. Maka tak akan kuganggu. Memang lebih baik kita diam saja."
Tapi jika berlangsung setiap hari, maka yang terjadi seperti pesta bisu antara dua orang yang tinggal dalam satu rumah.
Moms tentunya merasa tidak nyaman. Apalagi kalau setelah makan, Dads tanpa basa-basi langsung pergi ke pojokan, asyik dengan bacaan atau gadget-nya seolah tak mau diganggu.
BACA JUGA: 5 Pernikahan Tersingkat Selebriti, Ada yang Hanya 21 Hari!
3. Alih-alih mendengar Moms berbicara, Dads selalu berkata bahwa dirinya baik-baik saja.
Pasangan yang waras selalu menghindari perdebatan. Tapi dalam hubungan yang sehat, Dads setidaknya akan mendengarkan apa yang Moms katakan, bukannya langsung berkata dirinya baik-baik saja seolah menutup argumen Moms.
Clark mengatakan, apa yang dilakukan Dads dengan memotong pembicaraan Moms menandakan dia tidak cukup peduli untuk memikirkan apa yang benar-benar Moms ingin bicarakan, atau untuk bekerja sama menuju solusi.
4. Mulai sering membicarakan perempuan lain di kantor atau di majalah/tabloid.
Hari ini, "Sheila tadi ngasih aku es jeruk. Segar banget setelah seharian di luar kantor."
Besoknya Dads berkata,"Wati tadi pakai high heels jalannya sampai susah."
Sore, Dads ngomong begini," Wah, Ayu Ting Ting ketahuan nih payudaranya kecil mosok sampai diomongin di koran."
Kedengaran aneh? Ya, karena selama ini Dads tak pernah membicarakan perempuan lain di luar Moms.
Ini menunjukkan ada sesuatu yang kurang dari hubungan suami-istri karena Dads selalu "mencari" di tempat lain.
Mungkin Dads tak bermaksud selingkuh, tapi mengungkapkan kekaguman atau empati pada perempuan lain di depan Moms lebih dari sekadar rekan kerja, ini adalah pertanda Moms dan Dads perlu bicara.
5. Sibuk mengganggu Moms
Untuk beberapa alasan, Dads sering kali mengganggu Moms dengan hal-hal sepele, padahal Moms ingin segera istirahat atau menikmati Me Time.
Misalnya menanyakan sikat giginya dimana, apakah bajunya sudah disetrika, atau adakah janji untuk ketemu klien esok hari.
Apakah Dads berusaha mengganggu Moms? Ya, Dads tidak berusaha, tapi dia memang berniat mengganggu karena dia butuh perhatian, dan dalam versi dewasa, berarti mengganggu.
Makanya lebih baik ladeni saja "gangguannya". Karena bukan hanya akan memperbaiki hubungan Moms dengan Dads, namun juga Moms berkesempatan mendapat kemanjaan yang sama dari Dads. Misalnya minta Dads pijat kaki Moms yang pegal.
BACA JUGA: Ini Pemandangan yang Dinikmati Sandra Dewi Setiap Sarapan. Segar!
6. Dads lebih suka berkumpul dengan teman-temannya
Hampir setiap malam Dads pamit ke resto atau ke kafe untuk acara Nonton Bareng meskipun Moms tahu, yang bertanding bukan kesebelasan kesukaan Dads.
Atau tiba-tiba Dads untuk pamit hendak bersilancar bersama teman-temannya padahal Moms tahu banget kalau Dads pembenci pantai.
Intinya, Dads lebih suka berada di luar rumah ketimbang menghabiskan waktu bersama Moms dan anak-anak.
BACA JUGA: Ingin Bayi Jadi Pintar, Mom? Jaga Asupan Zat Besinya Sejak MPASI Dimulai
Clark mengatakan, dalam perkawinan, dibutuhkan bukan hanya romantisme tapi juga kegembiraan dan keakraban.
"Dua hal terakhir ini yang sejatinya bisa membuat perkawinan menjadi tetap bahagia dan langgeng.
Jika salah satu pihak tidak lagi merasa gembira atau bahagia, maka perlu dicarikan solusinya."
Singkatnya pesan Clark, jangan menutup mata pada kebutuhan pasangan. Pekalah apa yang diinginkan. Terkadang kita harus merendahkan hati untuk mendekati, ajak ngobrol dari hati ke hati, dan menanyakan apa kebutuhannya yang mungkin Moms terlewatkan untuk dipenuhi.
Bila terasa mentok dan tak tahu harus mulai dari mana, Moms mungkin bisa meminta bantuan para ahli, misalnya psikolog atau konselor perkawinan. (*)
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Source | : | Oprah.com |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR