Ini menunjukkan ada sesuatu yang kurang dari hubungan suami-istri karena Dads selalu "mencari" di tempat lain.
Mungkin Dads tak bermaksud selingkuh, tapi mengungkapkan kekaguman atau empati pada perempuan lain di depan Moms lebih dari sekadar rekan kerja, ini adalah pertanda Moms dan Dads perlu bicara.
5. Sibuk mengganggu Moms
Untuk beberapa alasan, Dads sering kali mengganggu Moms dengan hal-hal sepele, padahal Moms ingin segera istirahat atau menikmati Me Time.
Misalnya menanyakan sikat giginya dimana, apakah bajunya sudah disetrika, atau adakah janji untuk ketemu klien esok hari.
Apakah Dads berusaha mengganggu Moms? Ya, Dads tidak berusaha, tapi dia memang berniat mengganggu karena dia butuh perhatian, dan dalam versi dewasa, berarti mengganggu.
Makanya lebih baik ladeni saja "gangguannya". Karena bukan hanya akan memperbaiki hubungan Moms dengan Dads, namun juga Moms berkesempatan mendapat kemanjaan yang sama dari Dads. Misalnya minta Dads pijat kaki Moms yang pegal.
BACA JUGA: Ini Pemandangan yang Dinikmati Sandra Dewi Setiap Sarapan. Segar!
6. Dads lebih suka berkumpul dengan teman-temannya
Hampir setiap malam Dads pamit ke resto atau ke kafe untuk acara Nonton Bareng meskipun Moms tahu, yang bertanding bukan kesebelasan kesukaan Dads.
Atau tiba-tiba Dads untuk pamit hendak bersilancar bersama teman-temannya padahal Moms tahu banget kalau Dads pembenci pantai.
Intinya, Dads lebih suka berada di luar rumah ketimbang menghabiskan waktu bersama Moms dan anak-anak.
BACA JUGA: Ingin Bayi Jadi Pintar, Mom? Jaga Asupan Zat Besinya Sejak MPASI Dimulai
Clark mengatakan, dalam perkawinan, dibutuhkan bukan hanya romantisme tapi juga kegembiraan dan keakraban.
"Dua hal terakhir ini yang sejatinya bisa membuat perkawinan menjadi tetap bahagia dan langgeng.
Jika salah satu pihak tidak lagi merasa gembira atau bahagia, maka perlu dicarikan solusinya."
Singkatnya pesan Clark, jangan menutup mata pada kebutuhan pasangan. Pekalah apa yang diinginkan. Terkadang kita harus merendahkan hati untuk mendekati, ajak ngobrol dari hati ke hati, dan menanyakan apa kebutuhannya yang mungkin Moms terlewatkan untuk dipenuhi.
Bila terasa mentok dan tak tahu harus mulai dari mana, Moms mungkin bisa meminta bantuan para ahli, misalnya psikolog atau konselor perkawinan. (*)
Source | : | Oprah.com |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR