Nakita.id - Akankah sekolah tatap muka dibuka secara serentak atau perlu bertahap?
Seperti yang diketahui bahwa Juli 2021 menjadi target pemerintah untuk memulai sekolah tatap muka.
Pasalnya sambil menunggu Juli 2021, pemerintah mulai memberikan vaksin untuk tenaga kependidikan.
Rupanya meski dijadwalkan pada Juli 2021, sekolah sudah bisa mulai membuka sekolah tatap muka lebih cepat.
Sekolah sudah bisa mulai membuka sekolah tatap muka ketika seluruh tenaga kependidikan yang bertugas dalam sekolah tersebut sudah mendapatkan vaksin lengkap.
Rupanya di tengah rencana pembukaan tatap muka tidak berjalan lancar seperti harapan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Lalu bagaimana rencana pembukaan sekolah tatap muka?
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Jumeri, S.TP. M, Si dalam wawancaranya bersama Nakita.id menyebutkan harapan Kemendikbud yang sebenarnya ingin semua sekolah tatap muka dibuka seluruhnya.
"Kalau skenario kita inginnya semua sekolah tatap muka tapi kita menyadari bahwa progres dari vaksinasi guru juga tidak secepat yang kita bayangkan," ungkap Jumeri.
Jumeri menyadari bahwa vaksin yang hendak diberikan kepada tenaga kependidikan terbatas.
"Kita menyadari bahwa jumlah vaksin yang kita terima itu terbatas sehingga ada gelombang-gelombang," ungkapnya.
Akibatnya penerimaan vaksin lengkap untuk tenaga kependidikan tidak secepat dan tidak seperti yang diharapkan sejak awal.
Nakita.id juga sempat mewawancarai 2 guru yang mengajar di Kota Tangerang.
Seorang guru yang mengajar di salah satu SMK Kota Tangerang mengaku sudah menerima vaksin secara lengkap.
Sementara seorang guru dari salah satu SMP Kota Tangerang justru mengaku belum menerima vaksin sama sekali.
Melihat pemberian vaksin tidak berjalan sesuai rencana awal, Kemendikbud pun membuat keputusan terbarunya.
"Sehingga ini kepada sekolah-sekolah yang sudah lengkap lebih dulu vaksinnya, mulai lebih dulu serentak," ujarnya.
Agar pembukaan sekolah tatap muka ini bisa aman dan selamat, pemerintah mengharapkan kepala daerah untuk melakukan simulasi terlebih dahulu sebelum membukanya.
"Supaya kita bisa membayangkan bagaimana pelaksanaannya ketika banyak murid datang ke sekolah, keterangannya seperti apa, itu bisa dibayangkan," ungkap Jumeri.
Jumeri juga menyebutkan bahwa dalam 1 kelas hanya diperbolehkan berisi setengah anggota kelas saja.
"Dan dalam ketentuan kita bahwa jumlah murid yang hadir di sekolah paling banyak setengah dari jumlah anggota kelas," ungkap Jumeri.
Di samping itu, beberapa orangtua murid yang Nakita.id wawancarai mengaku belum mendapatkan informasi resmi dari pihak sekolah kapan akan dimulainya sekolah tatap muka.
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR