Nakita.id - Banyak orang belum tahu kalau ternyata gizi anak remaja perempuan sangatlah penting untuk diperhatikan.
Bahlan ahli menyebutkan, perbaikan gizi pada anak remaja perempuan merupakan salah satu kunci untuk mengatasi masalah stunting.
Hal ini disampaikan oleh Dhian Probhoyekti, Direktur Gizi Masyarakat, Kementerian Kesehatan dalam Konferensi Pers Diseminasi Program Pencegahan Anemia pada Remaja Putri, Kamis (27/5/2021).
Pasalnya selama ini stunting kerap kali dikaitkan dengan masalah kurang gizi kronis pada anak-anak dalam masa pertumbuhan.
Stunting bisa disebabkan karena kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama.
Sehingga hal ini berefek pada gangguan pertumbuhan pada anak seperti tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Parahnya ternyata efek malnutrisi yang disebabkan oleh stunting adapula yang tidak bisa disembuhkan.
Sebanyak 32 persen remaja di Indonesia menderita anemia. Ini artinya satu dari empat remaja putri berusia di atas lima belas tahun menderita anemia.
Di Indonesia sendiri, pencegahan dan pengurangan stunting merupakan prioritas kesehatan masyarakat dan kesehatan remaja yang sangat penting.
Untuk mencegah efek malnutrisi dari masa kanak-kanak yang tidak sepenuhnya sembuh, maka masa remaja dinilai sebagai kesempatan kedua untuk meningkatkan nutrisi, pertumbuhan, dan perkembangan.
Baca Juga: Hal Sepele Ini yang Dilakukan Saat Hamil Ini Buat Anak Jadi Stunting, Yuk Cari Tahu Lebih Lanjut!
"Gizi yang baik pada masa remaja ini dapat mendorong pertumbuhan fisik dan mental yang optimal, memberikan remaja kekuatan dan fokus untuk belajar, bekerja, menangkal penyakit, dan berpartisipasi penuh di masyarakat," jelas Dr. Sri Kusyuniati, Country Director Nutrition International dalam acara yang sama.
Oleh sebab itu, Nutrition International, bekerjasama dengan pemerintah Indonesia, Australia, dan Kanada, menjalankan dan kini telah menyelesaikan program Pencegahan Anemia pada Remaja Putri – MITRA Youth.
"Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk meningkatkan status gizi remaja putri melalui pendidikan gizi seimbang dan pemberian suplemen TTD. Program MITRA Youth mendemonstrasikan pendekatan terintegrasi yang melibatkan kegiatan di sekolah dan di luar sekolah demi memastikan serapan TTD serta meningkatkan pengetahuan remaja tentang gizi yang baik,” kata Dhian.
Program ini dijalankan di sepuluh kabupaten di provinsi Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur.
MITRA Youth menjangkau lebih dari 400.000 remaja perempuan setiap tahun melalui pemberian suplemen mingguan tablet tambah darah (TTD), dibarengi dengan pendidikan gizi untuk mencegah anemia.
Program ini dilaksanakan dari 2017 hingga 2020 di 5.859 SMU di dua provinsi tersebut melalui pendekatan lintas sektoral dan kolaboratif demi memperkuat komitmen pemerintah terhadap gizi dan kesehatan remaja.
Dan tepat pada hari ini, Kamis (27/5/2021) hasil utama program MITRA Youth dibagikan kepada perwakilan pemerintah dan pejabat dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Bappenas, mitra pembangunan, akademisi, dan media.
Program MITRA Youth juga berperan penting dalam menjangkau remaja selama pandemi COVID19.
Dengan pendekatan inovatif, mulai dari memastikan ketersediaan pasokan TTD lebih awal, hingga melakukan kunjungan dari rumah ke rumah untuk mendistribusikan TTD.
Program ini berhasil menjangkau remaja, bahkan saat sekolah ditutup karena pembatasan sosial.
Program seperti MITRA Youth membantu mengurangi tingginya kasus anemia serta memperkuat strategi dan kebijakan demi meningkatkan kesehatan remaja.
Program ini berikut dengan praktik terbaiknya perlu dipertahankan dan ditingkatkan secara nasional ke provinsi-provinsi lain yang memiliki prevalensi anemia yang tinggi.
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR