Nakita.id - Berhasil atau tidaknya proses menggali minat dan bakat ternyata juga bisa bergantung pada pola pengasuhan.
Seperti yang diketahui bahwa setiap orangtua memiliki caranya masing-masing dalam mengasuh anaknya.
Tetapi rupanya dari berbagai pola pengasuhan, terdapat pola pengasuhan yang justru membuat minat dan bakat anak susah muncul.
Baca Juga: Benarkah Minat dan Bakat Anak Menurun dari Orangtuanya? Ternyata Begini Penjelasan Secara Ilmiahnya
Akhirnya hingga anak dewasa, ia jadi tidak tahu sebenarnya minat dan bakat apa yang dimiliki.
Alhasil ia mampu melakukan banyak hal tetapi tidak memiliki hal yang menonjol dari diri sendiri.
Dengan begitu, penting bagi Moms untuk mengetahui pola asuh seperti apa sih yang baik dan tidak baik dalam proses menggali minat dan bakat anak sejak dini.
Seorang konselor di @awalmula.sub Yuan Yovita Setiawan, S.Psi menjelaskan bahwa ada pola pengasuhan yang bisa membantu proses menggali minat dan bakat anak.
Yuan menyebutkan bahwa pola pengasuhan otoritatif disarankan dalam proses menggali minat dan bakat.
"Kalau pola pengasuhan saya memang sarankan kalau orangtua itu hendak mengasah minat dan bakat anak perlunya perlu pola pengasuhan otoritati," paparnya.
Pola asuh otoritatif ini menjunjung keseimbangan antara kasih sayang dan kendali.
Sebagai orangtua, Moms dan Dads tetap memberikan perhatian serta kasih sayang dalam membimbing anak menemukan minat serta bakatnya.
Dan juga mengarahkan saat minat dan bakat sudah mulai ditemukan.
Sementara pola asuh yang tidak disarankan dalam proses menggali minat dan bakat ada 2 yaitu pola asuh otoriter dan mengabaikan.
Pola asuh otoriter artinya orangtua memaksakan kehendaknya kepada anak dalam proses menemukan minat bakatnya.
"Jadi orangtua cenderung memaksakan apa yang menjadi kehendaknya orangtua. Pokoknya kamu harus bisa main piano, pokoknya kamu harus bisa main sepak bola dan lain sebagainya," jelasnya.
Dan tentu saja pola asuh otoriter ini memberikan dampak negatif yaitu potensi yang sebenarnya dimiliki anak bisa terbunuh.
"Dan itu kan jadinya membunuh potensi anak sebenarnya karena kita memaksa kehendak orangtua kepada anak yang belum tentu kehendak kita itu disukai oleh anak," jelaskan.
Sedangkan pola asuh mengabaikan artinya orangtua memberikan fasilitas secara materi untuk anak menggali minat bakatnya.
Tetapi tidak ada arahan dari orangtua dalam proses penggalian minat bakat tersebut.
"Mungkin kita menyediakan mainan-mainan yang sangat banyak tetapi kita tidak mengarahkan, kita mengabaikan yaudah terserah kamu aja nanti bisa nemu-nemu sendiri," jelas Yuan.
Dan tentu saja pola asuh mengabaikan ini juga tidak bisa diterapkan kalau ingin minat dan bakat anak tergali dengan baik.
Yuan menjelaskan bahwa di usianya, anak membutuhkan tuntunan dari orangtuanya.
"Anak kan masih butuh tuntunan dari orangtua untuk mengenali dirinya sendiri, mengenali bakatnya, mengenali minatnya," jelasnya.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR