Nakita.id - Minum air putih merupakan salah satu kewajiban yang harus dilakukan setiap harinya.
Para ahli sendiri menyarankan agar setiap orang minum 8 gelar perhari atau setara dengan dua liter air putih.
Hal tersebut dilakukan guna menjaga kesehatan tibuh kita Moms.
Kekurangan air putih bisa membuat tubuh mengalami berbagai masalah kesehatan.
Mulai dari dehidrasi hingga rusaknya ginjal sekali pun Moms.
Dengan minum air putih dua liter sehari diharapkan kesehatan ginjal bisa terjaga, selain itu juga bisa melancarkan sistem pernapasan.
Selain itu rutin mengonsumsi air putih juga bisa meningkatkan fungsi otak.
Kebanyakan orang tentu sudah tahu tentang kewajiban mengonsumsi air putih.
Namun kebanyakan orang juga belum tahun ada kebiasaan yang sering kali dikakukan banyak orang ketika minum air putih, dan ternyata kebiasaan tersebut bisa datangkan penyakit yang mematikan.
Kebiasaan yang dimaksud adalah minum air putih sambil berdiri.
Baca Juga: Tidak Menyangka Beberapa Cara Ini Bisa Membuat Minum Air Putih Lebih Banyak Setiap Hari
Kebanyakan orang tak memperhatikan dengan posisi apa ia minum air putih.
Bahkan banyak pula orang yang sedang berjalan kaki sambil menenggak sebotol air putih.
Kebiasaan tersebut sebenarnya terlihat sepele, namun siapa sangka? Bisa datangkan bahaua yang luar biasa.
Melansir dari Kompas.com, minum air putih sambil berdiri bisa membuat aliran air yang masuk ke ginjal dalam tekanan tinggi.
Hal tersebut tentu saja bisa membuat ginjal begitu berat.
Jika dilakukan terus menerus, maka dikhawatirkan ginjal akan mengalami masalah atau bahkan rusak.
Selain itu, air yang diminum akan lebih cepat menuju kendung kemih sehingga tidak membersihkan ginjal dengan sempurna.
Baca Juga: Berani Coba Minum Air Hangat Setiap Hari? Jika Berani Tubuh Akan Rasakan Dampak Seperti Ini
Minum sambil berdiri juga berpotensi memicu ketidakseimbangan cairan dalam tubuh dan memicu penumpukan cairan dalam tubuh, terutama pada area sendi.
Nah itu dia Moms sederet kebiasaan ketika minum air putih yang ternyata bisa datangkan bahaya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR