Nakita.id - Seringkali Moms harus menghadapi momen ketika harus berkumpul dengan keluarga besar pasangan.
Berkumpul dengan keluarga besar memang menjadi hal yang paling menyenangkan.
Moms bisa bertemu dengan sanak saudara yang sudah lama tidak bertemu.
Namun momen keseruan tersebut bisa langsung berubah ketika mertua gemar membanding-bandingkan Moms dengan menantu lainnya.
Jika Moms dipandang sebagai menantu yang baik dan sesuai dengan apa yang mertua mau tentu tidak menjadi masalah.
Tapi kalau kalah ketika dibandingkan dengan menantu yang lainnya tentu Moms merasa kesal dan sedih seharian.
Ketika Moms memiliki pengalaman seperti ini, ada baiknya Moms membaca cara yang seharusnya Moms lakukan ketika menghadapi mertua yang senang membanding-bandingkan menantu.
Cara ini disampaikan oleh Devi Sani, M.Psi., Psikolog Anak dan Remaja melalui liputan khusus bersama Nakita.id.
Devi mengatakan jika seseorang sudah sering melakukan tindakan membanding-bandingkan orang lain maka sudah termasuk kategori toxic.
"Kadang kita sudah berusaha menjalin hubungan yang baik, namun ada saja orang-orang yang toxic, terutama orang yang suka membandingkan. Jika membandingkannya sekali atau dua kali itu wajar, tetapi jika sudah suka dan selalu berarti sudah termasuk toxic" tutur Devi.
Jika hubungan tersebut sudah terjadi dalam kehidupan antara menantu dan mertua tentu hal yang seharusnya Moms lakukan adalah melakukan adanya batasan mental.
"Kita harus membentuk batasan psikologis, batasan mental. Artinya kita harus sadarkan diri kita bahwa perkataan seseorang yang suka membandingkan adalah perkataanyang muncul dari orang yang toxic," ujarnya.
Sifat mertua yang selalu membanding-bandingkan justru akan membuat perasaan menantu menjadi sedih, terlebih jika menantu memiliki sifat yang perasa.
"Tipe menantu yang gampang kena mentalnya tentu akan lebih mudah self blaming dan menyalahkan diri sendiri," lanjutnya.
Selanjutnya Devi menyarankan ketika Moms menghadapi mertua yang suka membandingkan ada baiknya Moms perlu merefleksikan diri sendiri.
"Harus banget merefleksikan diri kita, karena kalo kita tidak refleksi itu akan membuat diri semakin merasa menjadi semakin terpengaruh sama pendapat orang-orang yang toxic itu," pungkas Devi.
Sifat membanding-bandingkan tentunya menjadikan hubungan mertua dan menantu menjadi tidak harmonis.
Melakukan cara seperti di atas bisa saja bisa menjadi solusi ketika Moms mendapati perlakuan dari seseorang yang suka membandingkan.
Jika Moms sudah berusaha untuk tampil menjadi yang terbaik namun tidak ada tanggapan apa pun dari mertua, maka diam adalah hal yang harus Moms lakukan.
Baca Juga: Menyembuhkan Pernikahan yang Toxic Relationship, Bisakah?
Memikirkan tindakan membandingkan tersebut hanya akan membuat Moms merasa frustrasi dan memandang rendah harga diri.
Moms tidak perlu bersedih, jika sifat membandingkannya itu membuat Moms semakin bersemangat untuk memperbaiki diri, maka tidak ada salahnya untuk dicoba.
Moms juga bisa meminta saran mertua untuk memperbaiki kekurangan tersebut.
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR