Menurut Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psikolog, mertua dinilai galak bisa terjadi karena adanya ketidakcocokan antara Moms dengan mertua.
"Mertua itu pada dasarnya baik, walaupun mungkin ada ketidakcocokan dengan kita, kita perlu meyakini bahwa niatnya baik," tutur Anna.
Moms dapat menilai sifat dari mertua melalui sifat dari pasangan Moms terlebih dahulu.
"Anak yang baik pasti dihasilkan dari orangtua yang baik," ujarnya.
Ketika menghadapi mertua yang selalu memicu konflik di dalam rumah tangga, Moms perlu memahami kondisi yang mertua alami lebih dulu.
"Tetapi, jika dia sampai tidak baik mungkin ada pada kondisi-kondisi tertentu yang beliau alami," jelas Anna.
Jika Moms telah memahami penyebab munculnya sikap yang kurang menyenangkan tersebut, Moms bisa kembali menjalani kehidupan yang harmonis dengan mertua.
"Setelah menyadari penyebabnya, justru menantu akan memiliki hubungan yang lebih baik lagi, karena sudah betul-betul menyadari alasannya," sambungnya.
Pentingnya Penanganan yang Tepat, RSIA Bunda Jakarta Miliki Perawatan Khusus untuk Bayi Prematur
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR