Tetapi, karena ini hanya hasil penelitian seorang mahasiswa dari Yale University yang belum dibuktikan secara resmi, maka untuk sementara singkong harus masuk kategori mitos.
Mitos kehamilan ini sudah beredar luas sejak era ’80-an dan harus diakhiri sekarang.
Teori di balik mitos ini ada hubungannya dengan salah satu bahan yang umum ditemukan dalam sirup obat batuk: guaifenesin.
Dalam sebuah penelitian tahun 1982, obat batuk dianggap pendorong kesuburan yang potensial karena kemampuannya menipiskan lendir serviks, sehingga memudahkan perjalanan sperma bertemu sel telur.
Namun, mengingat tak pernah ada penelitian yang bisa membuktikan teori di atas, sebaiknya Moms tidak mengikuti saran tersebut.
Faktanya, zat antihistamin dalam obat batuk justru memberi dampak buruk bagi kesuburan, bila dikonsumsi dalam dosis berlebihan.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR