Nakita.id - Bukan hanya ditengah kehamilan, sebelum hamil Moms juga pasti dihantui dengan mitos vs fakta kehamilan yang sudah ada.
Hal ini karena banyaknya orangtua atau orang yang lebih berpengalaman membagikan pengalamannya tentang mitos vs fakta kehamilan.
Jadi hal ini buat sebagian Moms yang sedang program hamil bingung.
Salah satunya soal pernyataan kalau makan singkong berpeluang bikin Moms hamil anak kembar.
Baca Juga: Mitos Vs Fakta Kehamilan: Benarkah Ibu Hamil Tidak Boleh Olahraga Lari? Begini Kata Ahli
Mungkin bagi Moms yang tidak terlalu memikirkan soal jenis kelamin atau hal lain seputar kehamilan ini tak terlalu penting.
Tapi bagi Moms dan Dads yang sedang berupaya memiliki bayi kembar akan membuat penasaran.
Jadi apa memang benar jika Moms sering makan singkong bisa hamil bayi kembar?
Atau ini hanya mitos saja? Mari kita simak penjelasan berikut ini.
Mengutip dari Kompas.com, pernyataan soal makan singkong bisa buat Moms hamil anak kembar karena ada seorang peneliti yang datang ke sebuah desa di Afrika.
Desa itu bernama Igbo-Ora. Disana hampir semua penduduknya bisa hamil anak kembar.
Desa ini bahkan dilaporkan memiliki tingkat kelahiran kembar tertinggi di dunia.
Setelah diusut lebih lanjut, ternyata banyak ibu disana suka makan singkong.
Baca Juga: Mitos VS Fakta Kehamilan: Sering Sujud Bisa Ubah Posisi Bayi Sungsang Menjadi Normal
Ini tentunya menjadi aneh, karena ternyata rahasia ibu di desa Igbo-Ora melahirkan bayi kembar hanya suka makan singkong.
Apa hanya kebetulan semata? Tentu tidak Moms.
Penelitian soal ini juga sempat ditulis. Bahkan dengan tegas peneliti menyebut bahwa singkong menjadi salah satu makanan yang bisa membuat Moms subur.
Bahkan bisa membuat sel telur pada rahim menghasilkan bayi kembar.
Tetapi, karena ini hanya hasil penelitian seorang mahasiswa dari Yale University yang belum dibuktikan secara resmi, maka untuk sementara singkong harus masuk kategori mitos.
Mitos kehamilan ini sudah beredar luas sejak era ’80-an dan harus diakhiri sekarang.
Teori di balik mitos ini ada hubungannya dengan salah satu bahan yang umum ditemukan dalam sirup obat batuk: guaifenesin.
Dalam sebuah penelitian tahun 1982, obat batuk dianggap pendorong kesuburan yang potensial karena kemampuannya menipiskan lendir serviks, sehingga memudahkan perjalanan sperma bertemu sel telur.
Namun, mengingat tak pernah ada penelitian yang bisa membuktikan teori di atas, sebaiknya Moms tidak mengikuti saran tersebut.
Faktanya, zat antihistamin dalam obat batuk justru memberi dampak buruk bagi kesuburan, bila dikonsumsi dalam dosis berlebihan.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR