Nakita.id - Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sudah berjalan hampir dua tahun lamanya.
PJJ ini terpaksa harus dilakukan karena adanya pandemi Covid-19 yang hingga saat ini belum menemui titik terang.
Pada awalnya para guru dan siswa pun tidak mudah menjalankan PJJ ini.
Bukan hanya guru dan siswa, para orang tua murid pun ikut merasa terbebani selama proses PJJ.
Pasalnya para orang tua kini memiliki tanggung jawab yang besar untuk mendampingi anaknya sekolah.
Orang tua juga harus mampu berperan menjadi guru yang baik selama proses PJJ ini.
Namun kebanyakan orang tua merasa kesulitan menemani anaknya sekolah.
Bahkan banyak orang tua yang menyampaikan keluhannya kepada para guru.
Guru sebagai tenaga pengajar pun mau tidak mau menanggung beban yang lebih berat selama menjalani PJJ ini.
Pasalnya guru bukan hanya sebagai tenaga pengajar, melainkan juga harus jadi penasihat yang baik bagi para orang tua dan murid.
Guru juga harus mampu memberi dorongan positif agar para murid bisa tetap semangat menjalani proses sekolah jarak jauh.
Kemudian orang tua juga biar merasa tidak terlalu terbebani selama mendamingi anaknya menjalani sekolah jarak jauh.
Namun tak hanya itu, ada banyak tantangan besar yang dialami para tenaga pengajar selama menjalani proses PJJ.
Menurut Apriningsih, S.Pd selaku guru dari SD Amir Hamzah, Jakarta Pusat dalam peliputan khusus yang dilakukan bersama Nakita.id mengungkapkan, tantangan terbesar yang dialami dirinya sebagai tenaga pengajar selama proses PJJ adalah belum semaksimal mungkin memberikan materi pembelajaran kepada para siswa.
"Tantangannya kita tidak bisa semaksimal mungkin memberikan materi pembelajaran terhadap siswa," kata Apriningsih dalam wawancara mendalam bersama Nakita.id, Kamis (01/07/2021).
Para guru juga berusaha untuk tidak memberikan banyak tugas kepada para siswa agar tidak membebani para orang tua murid yang mendampingi anaknya sekolah di rumah.
"Kita juga tidak bisa memberikan lebih banyak tugas, PR, atau latihan, karena kita memikirkan kondisi siswa, atau orang tua yang mendampinginya selama belajar jarak jauh. Jadi kurang maksimalnya proses pembelajaran itu kita alami selama dua tahun ini," tambah Apriningsih.
Selain itu tantangan terbesar yang dialami para tenaga pengajar adalah jaringan internet yang sering kali lambat.
"Tantangan terbesarnya ya mungkin jaringan lemot, memakan kouta karena kan harus bikin video, web, dan lainnya. Kita juga ribet di kouta, dan penyimpanan videonya karena makan GB nya terlalu besar," tutup Kevin Guslian Rajib Noor, S.Kom selaku guru dari SMK YPK, Jakarta Selatan, Sabtu (03/07/2021).
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR