Miming mengatakan, angin selama periode saat ini masih dominan timuran, di mana pada skala yang luas angin monsun Australia yang bertiup dari arah benua Australia bergerak ke utara melewati wilayah ekuatorial Indonesia, dengan kondisi udara yang relatif dingin.
"Kondisi pada kondisi malam-dini hari umumnya minim dan cuaca umumnya cerah sehingga dapat memaksimalkan pelepasanan panas permukaan bumi ke atmosfer pada malam menjelang pagi hari," tuturnya.
Dia mengungkapkan kondisi itulah yang berdampak pada penurunan suhu minimum cukup signifikan, terutama pada dini hari menjelang pagi.
Baca Juga: Wow Nyesel Baru Tahu, Ini Cara Ampuh Usir Tokek dari Rumah, Salah Satunya Pakai Air Dingin
Penjelasan Lapan
Sementara itu, peneliti di Pusat Sains Antariksa (Pussainsa) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Andi Pangerang menyebut, suhu dingin itu akan terjadi hingga bulan Agustus mendatang.
"Suhu dingin ketika pagi hari yang terjadi belakangan ini dan nanti sampai dengan Agustus merupakan hal yang biasa terjadi pada musim kemarau," kata Andi pada Kompas.com, Selasa (6/7/2021).
Dikutip dari laman Edukasi Sains Antariksa Lapan, suhu dingin yang belakangan ini dirasakan terjadi pada pagi hari merupakan hal yang lumrah terjadi di musim kemarau.
Pada siang hari, permukaan Bumi menyerap cahaya Matahari dan melepaskan panas yang diserap itu pada malam harinya.
6 Tips Membujuk Anak Agar Nyaman Menjalani Pemeriksaan dan Perawatan Saat Sakit
Source | : | kompas |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR