Nakita.id - Kebanyakan Moms akan merasa khawatir saat bayi memasuki usia 6 bulan, karena saat itulah bayi harus mendapatkan makanan pendamping ASI (MPASI) untuk memenuhi gizi bayi.
Hal ini menjadi faktor penentu sebab di usia 6 bulan, Si Kecil membutuhkan asupan nutrisi lainnya selain dari ASI.
Untuk itu Moms wajib mengetahui MPASI yang tepat untuk membantu tumbuh kembangnya.
Pemberian MPASI menjadi momentum berkesan, karena kala itu menjadi periode bayi mengenal berbagai macam rasa.
Lalu bagaimana pemberian MPASI yang ideal?
Dalam intimate discussion 'Belahan Jantungku Vol.02; MPASI: Makan Itu Menyenangkan' di bilangan Kemang, Jakarta Selatan (16/2/2018) dr. Ratih Ayu Wulandari, IBCLC menjelaskan hal ini secara gamblang.
Ketika memberikan MPASI, WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) menganjurkan menu 4 bintang yaitu mengandung karbohidrat, protein nabati, protein hewani dan sayuran.
BACA JUGA: Berbahaya, Jangan Langsung Tidur Setelah Konsumsi 4 Jenis Makanan Ini
Sebagai sumber energi, bayi bisa mendapatkan karbohidrat dari nasi, ubi, singkong, jagung, kentang, roti yang disesuaikan teksturnya dengan usia bayi.
Protein nabati dibutuhkan bayi untuk melancarkan pencernaan, yang bisa diperoleh dari kacang-kacangan, tahu dan tempe.
Selain itu, bayi juga membutuhkan asupan protein hewani agar dapat aktif bergerak yang berasal dari ikan, ayam, daging, telur, salmon dan daging hewan lainnya.
Jangan lupa juga sayuran dan buah-buahan untuk mencukupi nutrisi Si Kecil, pada dasarnya sayur dan buah boleh dikonsumsi oleh bayi.
Kendati demikian, banyak Moms yang mengalami kondisi anak susah makan.
Menurut dr. Ratih ada beberapa hal yang kerap Moms lupakan saat memberikan MPASI kepada bayi.
Memanusiakan bayi itu penting dilakukan
Terkadang, hal yang dilupakan ibu adalah memanusiakan bayi artinya Moms juga perlu mengerti kondisi Si Kecil.
"Terkadang waktu mau ngasih makan bayi, kita enggak komunikasi dulu dengan bayi dengan anggapan bayi nggak akan ngerti.
Padahal memanusiakan bayi itu perlu loh", ujar dr. Ratih.
Ratih mengungkapkan, bayi merasa lapar tidak mengenal jam dan setiap hari ibarat liburan bagi bayi.
Untuk itu, penting untuk Moms menjadikan waktu makan sebagai momen yang menyenangkan.
Salah satunya yaitu mempertimbangkan gaya makan, kapan, dimana dan siapa yang memberi makan Si Kecil.
BACA JUGA: Daftar Khasiat Kubis yang Tak Terduga Jika Sering Dikonsumsi
Utamakan 'Responsive feeding'
Dikatakan dr. Ratih, dengan responsive feeding akan menjadi timing untuk mempererat bonding antara bayi dan orang yang memberi makan.
Kesabaran adalah hal yang utama, jangan memaksakan bayi makan banyak karena khawatir malah akan dimuntahkan lagi.
Jika anak menolak makanan, cobalah variasi makanan, rasa, tekstur dan metode makan.
Hindari pengalihan perhatian saat makan apalagi jika anak sangat mudah teralihkan, ini menjadi faktor juga mengapa anak enggan makan.
Selain itu, tanamkan bahwa waktu makan adalah belajar dan mencintai karenanya ajak anak berbicara dan jangan lupakan kontak mata.
Perhatikan karakter Si Kecil saat makan
Ini juga penting untuk diperhatikan Moms yakni mengerti seperti apa karakter bayi kala makan.
Ratih menuturkan bahwa anak memiliki pola makan yang berbeda.
Ada yang makan sekaligus banyak, ada juga yang makan sedikit namun disertai jeda namun intensitasnya sering.
Selain itu, pastikan bahwa makanan yang diberikan saat periode MPASI tidak pedas dan tidak keasinan.
BACA JUGA: Kini Cantik dan Tampan, Ini Potret Seleb Korea di Masa Kecilnya
"Beda ya ibu not salt dan not salty, jangan ragu menambahkan bumbu dapur seperti garam untuk membantu bayi kenal sama variasi rasa
"Kadar garam yang dianjurkan itu 1 gram per hari, untuk bayi usia 6 sampai 12 bulan", tambahnya
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah memastikan bayi dapat makan dan mencerna dengan mudah.
Anak juga harus menyukai makanan yang diberikan ya Moms, untuk itu makananannya tentu harus enak dan tidak terus menerus hambar.
Pastikan juga makanan mudah didapatkan dan dapat terjangkau secara ekonomi.
Melebarkan Sayap Hingga Mancanegara, Natasha Rizky Gelar Exhibition Perdana di Jepang
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR