Nakita.id - Banyak orang senang makan cokelat ya, Moms.
Sayangnya ada dampak buruk berlebihan makan cokelat, Moms.
Melansir dari Kompas.com, menurut pakar kesehatan dari Universitas Harvard, mengonsumsi cokelat dalam jumlah sedang juga mengurangi risiko atrial fibrillation --kondisi detak jantung yang tidak teratur yang dapat meningkatkan risiko stroke, gagal jantung, dan komplikasi jantung lainnya.
Baca Juga: Selain Cokelat dan Kopi, Ternyata Makanan Ini yang Harus Moms Hindari Selama Menyusui
Melansir dari Livestrong.com, cokelat memiliki jumlah kalori yang tinggi dalam porsi yang relatif kecil - sekitar 170 kalori per 1 ons porsi cokelat hitam dengan 70 hingga 85 persen kakao, menurut USDA .
Kata Harvard TH Chan School of Public Health, seiring waktu, makan terlalu banyak cokelat atau makanan lain dengan tambahan gula dapat menyebabkan penambahan berat badan, diabetes, obesitas, penyakit jantung dan kondisi kronis lainnya.
Untuk menghindari makan terlalu banyak cokelat, pilih cokelat hitam dengan persentase kakao yang lebih tinggi.
The University of Georgia merekomendasikan makan dark chocolate dengan 70 persen atau konten kakao lebih tinggi.
The Cleveland Clinic lanjut menyarankan makan 1 ons dark chocolate hanya beberapa kali seminggu.
Dengan cara ini, makan cokelat hitam dalam jumlah sedang dapat menjadi bagian dari pola makan yang sehat, sesuai dengan Pedoman Diet 2015-2020 untuk Orang Amerika.
Pedoman ini menyarankan makan berbagai buah-buahan, sayuran, biji-bijian dan protein tanpa lemak - dan membatasi lemak jenuh dan trans, serta gula tambahan.
Baca Juga: Benarkah Suka Makan Cokelat Bisa Jadi Ciri-ciri Hamil Anak Perempuan? Begini Penjelasannya Moms
Tidak baik untuk jantung
Kata USDA, cokelat mengandung potasium yang tinggi, sekitar 203 miligram per 1 ons.
Kata National Kidney Foundation (NKF), kadar potasium yang tinggi dapat menyebabkan detak jantung tidak teratur atau serangan jantung.
Cokelat juga mengandung kafein sekitar 22 miligram per 1 ons, kata USDA.
Sebagai perbandingan, secangkir kopi 8 ons mengandung sekitar 95 hingga 200 miligram kafein, menurut Perpustakaan Kedokteran Nasional AS (NLM).
Kafein merangsang sistem saraf pusat, meningkatkan energi dan membantu merasa terjaga, kata NLM.
Namun, mengonsumsi terlalu banyak dapat memiliki efek samping yang merugikan, termasuk:
1. Kafein adalah diuretik, yang dapat membersihkan tubuh dari kelebihan garam dan air dengan menyebabkan buang air kecil lebih banyak.
Namun, itu juga bisa membuat dehidrasi.
2. Berlebihan kafein meningkatkan pelepasan asam lambung, yang dapat menyebabkan sakit perut atau mulas.
3. Terlalu banyak kafein juga dapat mengganggu penyerapan kalsium atau meningkatkan tekanan darah.
4. Ini dapat menyebabkan gejala lain seperti kegelisahan, kegoyahan, insomnia, sakit kepala, pusing, irama jantung yang cepat atau tidak normal, kecemasan atau ketergantungan kafein.
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
Source | : | livestrong.com,Kompas |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR