Senada dengan hal tersebut, Deborah Fuller, pakar vaksin di University of Washington, Seattle, Washington menjelaskan, vaksin Pfizer, Moderna, AstraZeneca, Johnson & Johnson dan Sputnik V semuanya lebih baik daripada Sinopharm dan Sinovac dalam mengaktifkan garis pertahanan kedua tubuh, yang disebut sel T.
“Vaksin yang mampu menginduksi respons imun cadangan, seperti respons sel T, akan memberi perlindungan yang lebih baik terhadap beragam varian virus, daripada vaksin dari virus tidak aktif yang hanya menginduksi antibodi,” kata Fuller dalam wawancara dengan VOA.
Deborah Fuller menambahkan, vaksin Sinopharm dan Sinovac memang tidak sempurna dan sangat mirip vaksin flu tahunan.
Baca Juga: Ternyata Penyintas Covid-19 Tidak Perlu Tunggu 3 Bulan Untuk Dapatkan Vaksin, Ahli Ungkap Alasannya
Akan tetapi, menurutnya, lebih baik divaksin daripada tidak sama sekali, meskipun ada keluhan yang didengarnya setiap tahun.
“Saya mendengar orang-orang mendapat vaksin, dan mereka berkata, 'Yah, saya tidak akan pernah mau divaksin lagi karena tetap saja saya jatuh sakit.' Dan tanggapan saya selalu, ‘Anda tahu? Anda akan jauh lebih menderita sakit, kemungkinan masuk rumah sakit, jika Anda tidak divaksin’,” jelas Fuller.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ahli: Semua Vaksin Efektif Cegah Covid-19 Parah, Lebih Baik daripada Tidak Vaksin".
Source | : | Kompas.com,VOA Indonesia |
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR