Nakita.id – Ahli sebut semua jenis vaksin Covid-19 efektif mencegah paparan virus corona yang parah.
Program vaksinasi Covid-19 di Tanah Air sudah berjalan lima bulan lamanya.
Pemerintah pun terus menggencarkan program vaksin supaya angka kasus positif Covid-19 bisa segera menurun.
Saat ini, terdapat 6 jenis vaksin yang digunakan di Indonesia.
Yakni, Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer, dan Novavax.
Karena jenisnya yang beragam, sempat muncul perbincangan di publik tentang vaksin yang lebih efektif.
Ya, beberapa jenis vaksin disebut lebih efektif, sedangkan ada juga yang menyebut vaksin tertentu menimbulkan efek samping yang kurang mengenakkan.
Tak ingin menjadi simpang siur, ahli akhirnya buka suara menanggapi perdebatan tersebut.
Melansir dari VOA Indonesia via Kompas.com, menurut Bill Powderly, pakar kesehatan dan direktur Institut Kesehatan Masyarakat di Washington University, St. Louis, Missouri, tujuh vaksin Covid-19 yang telah diizinkan beredar oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sudah efektif.
“Vaksin-vaksin itu sangat efektif dalam melakukan apa yang kita inginkan, yaitu melindungi orang dari penyakit serius dan kematian,” kata Powderly.
Namun, beberapa vaksin memang disebut lebih baik daripada yang lain dalam memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Secara umum, vaksin mRNA dari Moderna dan Pfizer tampaknya menghasilkan antibodi yang paling banyak.
Lalu, diikuti oleh vaksin vektor virus: Johnson & Johnson, vaksin Oxford University-AstraZeneca, dan Sputnik V.
Sementara itu, vaksin Sinovac dan Sinopharm dari China berada di ujung bawah skala kemanjuran.
Senada dengan hal tersebut, Deborah Fuller, pakar vaksin di University of Washington, Seattle, Washington menjelaskan, vaksin Pfizer, Moderna, AstraZeneca, Johnson & Johnson dan Sputnik V semuanya lebih baik daripada Sinopharm dan Sinovac dalam mengaktifkan garis pertahanan kedua tubuh, yang disebut sel T.
“Vaksin yang mampu menginduksi respons imun cadangan, seperti respons sel T, akan memberi perlindungan yang lebih baik terhadap beragam varian virus, daripada vaksin dari virus tidak aktif yang hanya menginduksi antibodi,” kata Fuller dalam wawancara dengan VOA.
Deborah Fuller menambahkan, vaksin Sinopharm dan Sinovac memang tidak sempurna dan sangat mirip vaksin flu tahunan.
Baca Juga: Ternyata Penyintas Covid-19 Tidak Perlu Tunggu 3 Bulan Untuk Dapatkan Vaksin, Ahli Ungkap Alasannya
Akan tetapi, menurutnya, lebih baik divaksin daripada tidak sama sekali, meskipun ada keluhan yang didengarnya setiap tahun.
“Saya mendengar orang-orang mendapat vaksin, dan mereka berkata, 'Yah, saya tidak akan pernah mau divaksin lagi karena tetap saja saya jatuh sakit.' Dan tanggapan saya selalu, ‘Anda tahu? Anda akan jauh lebih menderita sakit, kemungkinan masuk rumah sakit, jika Anda tidak divaksin’,” jelas Fuller.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ahli: Semua Vaksin Efektif Cegah Covid-19 Parah, Lebih Baik daripada Tidak Vaksin".
Belajar dari Viralnya Anggur Muscat, Ini Cara Cuci Buah yang Benar untuk Hilangkan Residunya
Source | : | Kompas.com,VOA Indonesia |
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR