Dengan adanya studi tersebut, maka semakin banyak bukti bahwa vaksin yang menggunakan teknologi mRNA perintis, seperti BioNTech dan Moderna lebih efektif.
Rupanya, jenis vaksin ini menawarkan perlindungan yang lebih baik terhadap virus corona dan variannya, daripada yang dikembangkan dengan metode yang lebih tradisional, seperti menggunakan bagian virus yang tidak aktif.
Kendati demikian, ahli epidemiologi Ben Cowling, salah satu penulis laporan tersebut, mengatakan bahwa, orang harus tetap mendapatkan vaksinasi meski dengan Sinovac.
Sebab, adanya perlindungan selalu lebih baik daripada tidak sama sekali.
"Jangan biarkan yang sempurna menjadi musuh yang baik," katanya.
"Jelas lebih baik pergi dan divaksinasi dengan vaksin apapun daripada menunggu dan tidak divaksinasi. Banyak nyawa telah diselamatkan oleh vaksin," tambahnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Studi Terbaru: Vaksin Covid-19 BioNTech Hasilkan Antibodi 10 Kali Lebih Banyak dari Sinovac".
Source | : | Kompas.com,AFP |
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR