Nakita.id – Vaksin Covid-19 jenis ini dinyatakan lebih tinggi antibodinya disbanding jenis lain.
Demi menekan jumlah kasus positif Covid-19, kini pemerintah di seluruh dunia tengah menggencarkan program vaksinasi.
Tak terkecuali dengan Indonesia.
Apalagi, beberapa minggu belakangan ini, angka kasus Covid-19 di Tanah Air terus mengalami lonjakan yang begitu tinggi.
Baca Juga: Satu Indonesia Tertipu, Vaksin Covid-19 Dinilai Bisa Ganggu Siklus Haid, Ternyata Ini Penjelasannya
Berbicara tentang vaksin Covid-19, saat ini ada 6 jenis vaksin yang dipakai di Tanah Air, yakni Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer, dan Novavax.
Meski keenamnya ampuh untuk mencegah gejala Covid-19 yang parah, rupanya ada satu jenis vaksin yang dinyatakan paling bagus antibodinya.
Ya, itu adalah vaksin jenis BioNTech.
Melansir dari AFP via Kompas.com, orang yang menerima vaksin virus corona BioNTech, memiliki sepuluh kali lipat jumlah antibodi daripada yang diberikan Sinovac China.
Hal ini dikonfirmasi dari sebuah penelitian di Hong Kong yang mengkaji efektivitas vaksin.
Kajian Universitas Hong Kong (HKU) ini, didapat berdasarkan penelitian terhadap 1.442 petugas kesehatan.
Penelitian ini sudah diterbitkan di Lancet Microbe pada Kamis (15/7/2021) lalu.
Para peneliti mengatakan, antibodi memang bukan satu-satunya ukuran keberhasilan vaksin dalam memerangi penyakit tertentu.
Tetapi, mereka memperingatkan bahwa perbedaan konsentrasi antibodi penetralisir yang diidentifikasi dalam penelitian, dapat diterjemahkan menjadi "perbedaan substansial dalam efektivitas vaksin".
Menurut para peneliti tersebut, mereka yang menerima Sinovac, memiliki tingkat antibodi yang "mirip atau lebih rendah" dengan pasien yang tertular dan berhasil sembuh dari Covid-19.
Dengan adanya studi tersebut, maka semakin banyak bukti bahwa vaksin yang menggunakan teknologi mRNA perintis, seperti BioNTech dan Moderna lebih efektif.
Rupanya, jenis vaksin ini menawarkan perlindungan yang lebih baik terhadap virus corona dan variannya, daripada yang dikembangkan dengan metode yang lebih tradisional, seperti menggunakan bagian virus yang tidak aktif.
Kendati demikian, ahli epidemiologi Ben Cowling, salah satu penulis laporan tersebut, mengatakan bahwa, orang harus tetap mendapatkan vaksinasi meski dengan Sinovac.
Sebab, adanya perlindungan selalu lebih baik daripada tidak sama sekali.
"Jangan biarkan yang sempurna menjadi musuh yang baik," katanya.
"Jelas lebih baik pergi dan divaksinasi dengan vaksin apapun daripada menunggu dan tidak divaksinasi. Banyak nyawa telah diselamatkan oleh vaksin," tambahnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Studi Terbaru: Vaksin Covid-19 BioNTech Hasilkan Antibodi 10 Kali Lebih Banyak dari Sinovac".
Source | : | Kompas.com,AFP |
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR