Nakita.id - Daun seledri banyak dimanfaatkan sebagai pelengkap masakan di Indonesia.
Biasanya daun seledri segar dicincang dan ditaburkan di atas masakan.
Selain bahan pelengkap untuk makanan, seledri juga kerap diolah sebagai jus.
Kini, jus seledri pun kian populer di kalangan konsumen yang sadar kesehatan.
Salah satu alasannya karena daun seledri memiliki kandungan antioksidan yang cukup tinggi.
Antioksidan merupakan suatu zat yang berfungsi mengurangi kerusakan sel tubuh akibat proses oksidasi dan radikal bebas.
Dalam antioksidan, terdapat kandungan senyawa apigenin dan luteolin yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
Penelitian menunjukkan bahwa apigenin dan luteolin mengurangi peradangan dan dapat membantu mengobati berbagai penyakit lainnya.
Melansir dari Medical News Today, berikut ini 4 penyakit yang dapat diminimalisir oleh kandungan apigenin dan luteolin dalam seledri:
1. Peradangan dan alergi
Asma alergi dan rinitis adalah penyakit inflamasi yang memengaruhi saluran napas atas dan bawah.
Sebuah studi tahun 2017 dengan berjudul "Anti-allergic effect of luteolin in mice with allergic asthma and rhinitis" menyelidiki, apakah luteolin dapat mengurangi peradangan dan menurunkan respons alergi pada tikus dengan kondisi ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa memberi tikus luteolin 30 menit sebelum mengekspos mereka ke alergen secara signifikan mengurangi tingkat peradangan di dalam paru-paru dan saluran hidung mereka.
2. Kanker
Menurut review 2016 berjudul "Molecular targets of luteolin in cancer" menunjukkan, luteolin dapat menghentikan pertumbuhan beberapa jenis sel kanker pada hewan pengerat.
Luteolin juga dapat mencegah sel kanker menyerang area lain dari tubuh, atau 'bermetastasis'.
Para ilmuwan berpikir bahwa hal itu mungkin dilakukan dengan mencegah pembuluh darah baru tumbuh di sekitar tumor yang ada.
Selanjutnya, penelitian pada hewan menunjukkan bahwa luteolin dapat meningkatkan potensi obat kemoterapi yang bekerja pada sel kanker sekaligus mengurangi efek toksik obat ini pada tubuh.
3. Kolesterol tinggi
Sebuah studi tahun 2014 berjudul "The effects of hydro-alcoholic extract of celery on lipid profile of rats fed a high fat diet" menyelidiki, efek ekstrak daun seledri pada kadar kolesterol tikus yang diberi diet tinggi lemak.
Para peneliti memberi makan tikus ekstrak daun seledri selama 30 hari setelah itu hewan menunjukkan penurunan yang signifikan dalam low-density lipoprotein (LDL), atau kolesterol 'jahat' ketika penelitian membandingkan mereka dengan tikus yang tidak menerima ekstrak.
Sebuah studi selanjutnya, sekali lagi menggunakan model hewan, menyarankan bahwa antioksidan dalam seledri mungkin bertanggung jawab untuk menurunkan kadar kolesterol dengan mencegah simpanan kolesterol rusak dan masuk ke dalam darah.
4. Tekanan darah tinggi
Beberapa makanan mengandung bahan kimia yang dikenal sebagai antihipertensi, yang membantu menurunkan tekanan darah.
Sebuah studi tahun 2013 menyelidiki apakah bahan kimia 3-n-butylphthalide (3nB) dalam ekstrak biji seledri memiliki sifat antihipertensi.
Menurut para peneliti, 3nB dapat menurunkan tekanan darah dengan mengurangi penumpukan timbunan lemak di dalam arteri dan meningkatkan elastisitas dinding arteri.
Source | : | Medical News Today |
Penulis | : | Lolita Sianipar |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR