"Tapi, usahakan seluruh pihak menciptakan lingkungan ramah anak bebas asap rokok agar anak terhindar dari perilaku merokok,” sambungnya.
Nina mengatakan, untuk menciptakan lingkungan sekolah yang ramah anak bebas asap rokok, maka pihak sekolah harus melarang guru, dan seluruh staf untuk tidak merokok di lingkungan sekolah.
"Namun, jangan lupa juga, lingkungan ramah anak yang bebas rokok sebenarnya juga harus ada di sekolah. Sekolah itu harusnya bebas dari iklan-iklan rokok, kemudian guru dan karyawan sekolah sama sekali tidak boleh merokok di lingkungan sekolah, dan sebaiknya guru juga tidak terlihat merokok dimana pun oleh siswa," kata wanita yang akrab disapa Nina ini.
Pasalnya, ketika murid melihat guru merokok, sama saja memberikan pesan bahwa rokok itu adalah baik.
"Karena seorang guru kan digugu dan ditiru, misalnya guru sedang enak-enak merokok di tempat lain, kemudian bertemu dengan muridnya, itu sebenarnya memberikan pesan bahwa rokok itu baik karena dilakukan oleh guru. Untuk menciptakan lingkungan yang ramah anak, sebaiknya guru juga tidak merokok," ungkap Nina.
Selain itu, orang yang merokok juga harus diberikan konsekuensi yang tegas.
"Kemudian, ketika ada yang merokok harus diberikan konsekuensi, sehingga bisa menghindari anak dari perilaku merokok," tutup Nina.
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR