Nakita.id - Rokok sampai saat ini masih menjadi favorit banyak orang di Indonesia.
Bukan hanya orang dewasa, remaja, bahkan anak-anak sekali pun sudah banyak yang merokok.
Kebanyakan anak yang merokok biasanya terpengaruh dari lingkungan dimana tempat ia tinggal.
Bisa juga disebabkan karena ajakan dari temannya, atau mungkin juga karena lingkungan di sekolah yang tidak ramah rokok.
Baca Juga: Bibir Hitam Akibat Merokok, Begini Cara untuk Mengembalikannya Jadi Cerah dan Merah Merona Lagi
Pada dasarnya, rokok tidak baik untuk setiap orang, terutama anak-anak.
Anak-anak yang merokok tentu akan mengalami gangguan pada tumbuh kembangnya.
Pasalnya, merokok bisa mendatangkan berbagai masalah kesehatan yang berbahaya bagi anak.
Salah satu solusi mencegah anak agar tidak merokok adalah dengan menciptakan lingkungan ramah anak bebas asap rokok.
Lingkungan ramah anak bebas asap rokok maksudnya adalah lingkungan di sekitar anak yang benar-benar tidak berkaitan dengan rokok.
Misalnya, seperti orang dewasa yang merokok, informasi tentang rokok, atau pun iklan-iklan rokok.
Lantas, apakah bisa lingkungan ramah anak bebas asap rokok menjadi solusi terbaik untuk mengatasi kasus rokok pada anak?
Baca Juga: Geger Penularan Covid-19 Bisa Melalui Asap Rokok, Ternyata Begini Faktanya Menurut Ahli
Jawabannya adalah bisa Moms. Asalkan, lingkungan ramah anak bebas asap rokok tersebut bukan hanya di rumah saja.
Sekolah dan lingkungan tempat tinggal Si Kecil pun harus benar-benar menjaga agar anak tidak memiliki keinginan untuk merokok.
“Ya bisa, asalkan lingkungan ramah anak tanpa asap rokok bisa dimana pun bukan hanya di rumah tapi juga di sekolah, dan betul-betul dijaga oleh seluruh pihak bukan hanya orang rumah aja, atau sekolah aja," ujar Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psi, Psikolog Klinis Anak dan Keluarga Klinik Terpadu Fakultas Psikologi UI, Depok, Jawa Barat, dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id, Senin (19/7/2021).
"Tapi, usahakan seluruh pihak menciptakan lingkungan ramah anak bebas asap rokok agar anak terhindar dari perilaku merokok,” sambungnya.
Nina mengatakan, untuk menciptakan lingkungan sekolah yang ramah anak bebas asap rokok, maka pihak sekolah harus melarang guru, dan seluruh staf untuk tidak merokok di lingkungan sekolah.
"Namun, jangan lupa juga, lingkungan ramah anak yang bebas rokok sebenarnya juga harus ada di sekolah. Sekolah itu harusnya bebas dari iklan-iklan rokok, kemudian guru dan karyawan sekolah sama sekali tidak boleh merokok di lingkungan sekolah, dan sebaiknya guru juga tidak terlihat merokok dimana pun oleh siswa," kata wanita yang akrab disapa Nina ini.
Pasalnya, ketika murid melihat guru merokok, sama saja memberikan pesan bahwa rokok itu adalah baik.
"Karena seorang guru kan digugu dan ditiru, misalnya guru sedang enak-enak merokok di tempat lain, kemudian bertemu dengan muridnya, itu sebenarnya memberikan pesan bahwa rokok itu baik karena dilakukan oleh guru. Untuk menciptakan lingkungan yang ramah anak, sebaiknya guru juga tidak merokok," ungkap Nina.
Selain itu, orang yang merokok juga harus diberikan konsekuensi yang tegas.
"Kemudian, ketika ada yang merokok harus diberikan konsekuensi, sehingga bisa menghindari anak dari perilaku merokok," tutup Nina.
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR