Nakita.id - Kasus rokok pada anak kini semakin lama semakin meningkat.
Bukan hanya remaja, anak yang duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) pun sudah mulai penasaran untuk mencoba rokok.
Hal tersebut bisa terjadi karena seringnya anak-anak melihat orang dewasa di sekitarnya merokok.
Kebanyakan orangtua mungkin tidak sadar bahwa anak akan meniru perilaku mereka.
Baca Juga: Bibir Hitam Akibat Merokok, Begini Cara untuk Mengembalikannya Jadi Cerah dan Merah Merona Lagi
Apabila Dads atau Moms merokok di depan anak, hal itu pun akan meningkatkan rasa penasaran Si Kecil untuk mencoba rokok.
Padahal, merokok di depan anak sendiri tidak dianjurkan.
Selain berisiko membuatnya tertarik mencoba rokok, juga bisa mendatangkan bahaya kesehatan bagi Si Kecil yang terus menerus terpapar asap rokok.
Seharusnya Moms dan Dads sama-sama memegang komitmen untuk menciptakan lingkungan ramah anak bebas asap rokok di rumah.
Lingkungan ramah anak bebas asap rokok maksudnya mengusahakan agar rumah bebas asap rokok, dan anak tidak mendengar informasi-informasi yang menyesatkan tentang rokok.
"Lingkungan ramah anak untuk kasus perokok, maka kondisinya adalah tentang bagaimana lingkungan tersebut itu bebas dari asap rokok, juga bebas dari informasi-informasi yang menyesatkan tentang rokok," jelas Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psi, Psikolog Klinis Anak dan Keluarga Klinik Terpadu Fakultas Psikologi UI, Depok, Jawa Barat, dalam wawancara khusus bersama Nakita.id, Senin, (19/7/2021).
Baca Juga: Anak Muda Juga Bisa Beruban, Terbongkar Beberapa Penyebab Munculnya Uban yang Jarang Diketahui
Namun, apabila orangtua tidak tahan ingin merokok, usahakan lakukan hal itu di luar rumah agar asapnya tidak masuk ke dalam rumah.
"Bebas asap rokok artinya memang benar-benar tidak ada asap rokok, di rumah pun tidak ada yang merokok. Atau, jika orangtuanya merokok, dia akan melakukannya di luar rumah, dan dilakukan di area yang benar-benar asapnya tidak akan masuk ke dalam rumah," tambah Nina.
Kemudian, setelah selesai merokok di luar, ketika ingin masuk rumah, usahakan Moms atau Dads membersihkan diri terlebih dahulu sebelum mendekati anak.
"Ketika orangtua sudah merokok di luar rumah, dan ingin kembali masuk ke rumah, residu-residu rokoknya masih menempel di baju yang digunakan. Jadi, sebelum orangtua menyentuh anak, apalagi mencium anak, orangtua harus ganti baju atau mandi supaya residu asap rokok itu hilang. Nah, itu adalah ramah lingkungan untuk anak tanpa adanya asap rokok," jelas Nina.
Begitu pula jika ada tamu, Moms dan Dads harus memberanikan diri menyuruh tamu keluar apabila hendak merokok.
"Kalau ada tamu misalnya mau merokok, maka dipersilakan keluar untuk merokok, dan memastikan asapnya tidak masuk ke dalam rumah," tegas Nina.
Selain itu, usahakan juga agar Moms atau Dads tidak meninggalkan bungkus rokok di sembarang tempat.
"Kalau dari sisi informasi menyesatkan tentang rokok, artinya adalah tidak ada bungkus rokok, korek, vape , yang tergeletak begitu saja di rumah. Kemudian, tidak ada iklan-iklan rokok di rumah," kata Nina.
Jangan juga racuni pikiran anak dengan kata-kata sesat misalnya, apabila sudah dewasa anak itu boleh merokok.
"Informasi itu juga termasuk ada kebiasaan-kebiasaan seperti membicarakan rokok itu keren dan sebagainya, katakanlah ada anggota keluarga yang bilang, “Nanti kalau udah gede lo baru boleh ngerokok,” padahal kan mau Si Kecil usia berapa pun tidak perlu merokok. Informasi seperti itu aja adalah informasi yang salah tentang rokok," pungkasnya.
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR