Nakita.id - Beberapa waktu lalu, angka kasus Covid-19 pada anak mengalami lonjakan yang cukup tinggi.
Bahkan, banyak juga anak yang dikabarkan meninggal dunia akibat pandemi Covid-19 ini.
Namun, kebanyakan anak yang tidak bisa bertahan ketika terinfeksi Covid-19 disebabkan karena sebelumnya mereka sudah punya penyakit bawaan, seperti jantung, paru-paru, dan sebagainya.
Namun, selain itu, banyak ahli yang juga mengatakan bahwa stunting menjadi penyebab utama kematian anak meningkat di tengah pandemi Covid-19.
Seperi diketahui, stunting merupakan kondisi anak kekurangan gizi kronis.
Kekurangan gizi pada anak memang masih menjadi masalah yang cukup serius.
Di Indonesia sendiri, angkanya pun masih sangat besar.
Lantas, mengapa stunting bisa menjadi penyebab utama angka kematian anak meningkat di tengah pandemi Covid-19?
Berdasarkan wawancara dengan beberapa bidan, memang benar kalau stunting bisa menjadi penyebab utama angka kematian anak meningkat di tengah pandemi.
Menurut Bidan Rini Marlina S.ST, anak yang stunting memiliki daya tahan tubuh yang lemah.
Akibatnya, anak yang stunting pun menjadi mudah terpapar berbagai penyakit, termasuk Covid-19.
"Menurut saya iya, kenapa? Karena, anak stunting itu secara fisik lemah dan gampang terpapar penyakit," kata Bidan Rini dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id, Senin (2/8/2021).
Senada dengan Bidan Rini, Bidan Zahrotun Nisa, dari Puskesmas Selopampang, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, juga mengatakan, anak yang stunting memang mudah sekali sakit.
Bidan Nisa juga menjelaskan bahwa stunting bisa memperparah gejala dari Covid-19.
"Bisa, karena anak stunting daya tahan tubuhnya mudah menurun dan sakit. Ketika anak tersebut daya tahan tubuhnya tidak bagus, lalu terinfeksi Covid-19 itu akan memperparah dari gejala penyakitnya itu," ujar Nisa.
"Karena, daya tahan tubuhnya tidak bisa melawan virusnya itu," sambungnya saat dihubungi Nakita.id, Selasa (3/8/2021).
Sedangkan, menurut Bidan Yuli Astuti Setiasih, S,ST, Bdn, MMR, dari Rumah Sakit JIH, Sleman, Yogyakarta, Jawa Tengah, apabila tidak ada tindakan cepat, maka pandemi juga bisa membuat angka kekurangan gizi pada anak di Indonesia terus meningkat.
"Indonesia pada saat ini diperkirakan terdapat dua juta anak balita menderita gizi buruk dan lima juta anak balita menderita stunting. Dapat diperburuk dengan adanya pandemi Covid-19," ucap Yuli dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id, Rabu (3/8/2021).
"Jika tidak ada tindakan cepat yang dilakukan, kekurangan gizi pada balita secara global akan naik sebanyak 15% karena Covid-19," imbuhnya.
Bidan Yuli menegaskan, meski di tengah pandemi, seharusnya penanggulangan angka stunting juga harus tetap berjalan optimal.
"Berarti terdapat risiko peningkatan jumlah anak balita kurus, dengan adanya pandemi Covid-19 yang membuat sumber tenaga kesehatan difokuskan untuk penanganan pandemi. Masalah stunting berkaitan dengan masa depan anak bangsa, program penanggulangan stunting dalam era pandemi tetap harus berjalan dengan optimal," jelasnya.
"Kerja sama berbagai pihak terkait dibutuhkan agar program ini tetap berjalan lancar, sehingga angka stunting dapat diturunkan," pungkas Bidan Yuli.
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR