Studi ini menemukan bahwa minum kafein saat hamil memiliki hubungan dengan peningkatan risiko keguguran, lahir mati, berat badan lahir rendah, dan leukemia.
Profesor Jack James menganalisis 48 penelitian selama 20 tahun terakhir seputar dampak kafein terhadap ibu hamil.
Hasilnya menunjukkan bahwa sejumlah kafein dapat membahayakan bayi.
Studi ini menemukan bahwa bahkan 200 mg kafein bisa meningkatkan risiko keguguran sebesar 28 persen.
Sedangkan, kemungkinan mengalami kelahiran mati karena mengonsumsi 200 mg kafein sekitar 38 persen.
Namun, profesional kesehatan lainnya tidak sepenuhnya setuju dengan pendapat profesor.
Dr Daghni Rajasingham, dari Royal College of Obstetricians and Gynaecologists, berpendapat penelitian dari profesor James jadi menambah banyak bukti berupa anjuran untuk membatasi kafein selama hamil.
Menurut Dr Daghni, ibu hamil tak perlu sepenuhnya menghilangkan kafein dalam daftar menunya.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Healthline,Heart UK |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR