“Tetapi wanita hamil tidak perlu sepenuhnya menghilangkan kafein, seperti yang disarankan oleh makalah ini," menurut Dr Daghni.
Menurut Dr Daghni, ibu hamil masih boleh mengonsumsi teh asalkan tidak lebih dari dua cangkir dalam sehari.
Melansir dari Healthline.com, kafein dapat dengan mudah melewati plasenta, dan hati bayi yang belum matang mengalami kesulitan untuk memecahnya.
Dengan demikian, bayi lebih mungkin mengalami efek samping dari jumlah kafein yang dianggap aman untuk orang dewasa.
Penelitian menunjukkan bahwa bayi yang terpapar terlalu banyak kafein selama kehamilan mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk lahir prematur atau dengan berat badan lahir rendah atau cacat lahir.
Namun, ditemukan bahwa genetika dari ibu hamil memiliki peran besar terhadap dampak buruk dari kafein.
Ibu hamil yang sensitif kafein bisa berisiko lebih tinggi menerima dampak buruk dari kafein dibandingkan ibu hamil yang tahan dengan kafein.
Source | : | Healthline,Heart UK |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR