Nakita.id - Seorang pria asal Madura, tepatnya di kelurahan Lawangan Daya, kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan menceritakan perjuangannya sembuh dari covid-19.
Pria tersebut bernama Munadi berusia 36 tahun.
Perjuangannya untuk sembuh dari covid-19 cukup mencekam karena harus tetap berjuang di tengah kabar kematian anggota keluarganya.
Rupanya semua bermula dari ibunda Munadi yang jatuh sakit pada 1 Juli 2021.
Dan saat 3 Juli 2021, ibunda Munadi meninggal dunia dengan diagnosa tipus usai diperiksa oleh seorang bidan desa.
Tentu saja banyak keluarga dan warga yang bantu proses pemandian dan pemakaman jenazah ibunda Munadi.
Tetapi kemudian mulai muncul gejala covid-19 sepulang dari pemakaman sang ibunda.
Mengutip dari kompas.com, Munadi mengakui bahwa merasakan demam dan sesak yang semakin parah setelah pulang dari pemakaman.
Hal ini membuat Munadi kesulitan berjalan dan harus dibawa pulang menggunakan kendaraan.
Munadi akhirnya memeriksakan ke dokter dan mendapatkan diagnosa tipus.
Tetapi kondisinya justru semakin parah dan mengarah pada gejala covid-19 sehingga ia memutuskan untuk melakukan tes antigen.
Ternyata ia mendapatkan hasil reaktif dari tes antigen dan Munadi menduga ibundanya meninggal karena covid-19 mengingat ada gejala seperti demam tinggi dan batuk.
"Andai ibu saya juga di-swab, kemungkinan besar juga positif," jelasnya.
Mendapati hasil reaktif, Munadi langsung putuskan jalani isolasi mandiri dan meminta anak serta istrinya turut menjalani tes covid.
Ternyata anaknya dinyatakan positif covid-19 dan sang istri negatif.
Akhirnya Munadi, istri, dan anak berada di ruang terpisah dan sang istri yang bertugas untuk mengantar makanan di depan pintu.
Di tengah masa isolasi mandiri, Munadi justru ditimpa kabar duka cita berturut-turut.
Nenek Munadi meninggal pada 7 juli.
Kemudian 4 hari kemudian, Munadi mendapati kabar meninggalnya adik sepupu dan adik kandungnya.
Lalu 14 Juli, adik sepupu dari mendiang ibunda Munadi juga dikabarkan meninggal dunia.
Dan terakhir yaitu ipar dari Munadi juga meninggal dunia pada 16 Juli.
"Keluarga saya semuanya enam orang. Sedangkan tetangga ibu yang meninggal ada tujuh orang. Mereka semua ikut merawat ibu mulai dari sakit hingga ibu meninggal dunia," ceritanya.
Tentu saja hal ini membuat Munadi merasakan suasana mencekam karena terus menerima kabar duka cita.
Munadi pun terus berjuang untuk sembuh dari covid-19 dengan rutin mengonsumsi empon-empon, hingga menghabiskan 17 tabung oksigen.
"17 tabung oksigen saya habiskan dari ukuran kecil hingga besar. Saya rajin minum empon-empon dan pasrah kepada Allah dengan rajin beribadah," jelasnya.
Dan Munadi akhirnya dinyatakan negatif covid-19 pada 19 Juli.
Munadi pun berpesan untuk masyarakat untuk mentaati protokol kesehatan, rajin minum empon-empon, dan jangan menyebarkan berita hoax soal vaksinasi.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR