"Donor ASI sebenarnya sifatnya sementara dan sebenarnya harus berhati-hati karena di Indonesia gak punya bank ASI yang secara resmi mengskrining para pendonornya ibui-bunya dan mengskirining ASI perahnya," ujar Nia dalam wawancaranya bersama Nakita.id.
Karena proses skrining yang masih terbatas, Nia mengkhawatirkan adanya penyakit bawaan yang turut serta pada ASI yang didonorkan atau diterima.
Nia juga menyoroti adanya faktor agama dan budaya dalam donor ASI yang tidak boleh luput diperhatikan.
"Jadi penting sekali untuk ibu menyadari bahwa donor ASI ini bukan jalan pintas ibu kurang ASI langsung kasih donor ASI, gak gitu juga," ujar Nia.
Artinya perlu dilihat kasus per kasus sebelum memutuskan menerima donor ASI.
Dibandingkan langsung mencarikan donor ASI, Nia mengaku lebih sering meminta para Moms melakukan konseling dengan keluarga bayi bersangkutan.
"Kalau misalkan ibu melahirkan bayi prematur barang kali ibunya masih bisa melakukan perawatan metode kangguru, kangaroo mothercare yang skin to skin sambil dibantu memerah. ASI perahnya supaya bisa menyusui anaknya," jelas Nia.
Kalau masih tidak bisa juga, barulah Nia membantu untuk mencarikan fasilitas kesehatan yang bisa memfasilitasi donor ASI.
"Ada fasilitas Kesehatan di beberapa kota besar yang sudah menerima donor ASI dan bisa membantu melakukan skriningnya. Itu akan lebih baik," jelas Nia.
Rejuvenated Youthful Skin Bersama Rangkaian Wardah 1% Microcapsule Retinol & 3% Ceramide, Formulasi Powerful untuk Hasil Maksimal
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR