Nakita.id - Apakah Moms pernah mendengar perihal donor ASI?
Orang pasti berpikir bahwa donor ASI ini akan seperti halnya donor darah.
Seseorang mendonorkan ASInya kemudian disimpan dan akan ada sosok Moms lainnya yang akan mendapatkan ASI tersebut.
Baca Juga: Bolehkah Menyusui Sambil Melakukan Aktivitas Lain? Dokter Laktasi Peringati Hal Ini
Tetapi ternyata donor ASI di Indonesia perlu perhatian khusus.
Bagi para Moms yang ingin menerima atau memberikan ASI melalui donor ASI perlu sangat berhati-hati.
Seorang konselor ASI bersertifikat international sekaligus ketua umum AIMI, Nia Umar S.Sos, MPH, IBCLC dalam wawancaranya bersama Nakita.id meminta para Moms untuk sangat berhati-hati dengan donor ASI ini.
"Donor ASI sebenarnya sifatnya sementara dan sebenarnya harus berhati-hati karena di Indonesia gak punya bank ASI yang secara resmi mengskrining para pendonornya ibui-bunya dan mengskirining ASI perahnya," ujar Nia dalam wawancaranya bersama Nakita.id.
Karena proses skrining yang masih terbatas, Nia mengkhawatirkan adanya penyakit bawaan yang turut serta pada ASI yang didonorkan atau diterima.
Nia juga menyoroti adanya faktor agama dan budaya dalam donor ASI yang tidak boleh luput diperhatikan.
"Jadi penting sekali untuk ibu menyadari bahwa donor ASI ini bukan jalan pintas ibu kurang ASI langsung kasih donor ASI, gak gitu juga," ujar Nia.
Artinya perlu dilihat kasus per kasus sebelum memutuskan menerima donor ASI.
Dibandingkan langsung mencarikan donor ASI, Nia mengaku lebih sering meminta para Moms melakukan konseling dengan keluarga bayi bersangkutan.
"Kalau misalkan ibu melahirkan bayi prematur barang kali ibunya masih bisa melakukan perawatan metode kangguru, kangaroo mothercare yang skin to skin sambil dibantu memerah. ASI perahnya supaya bisa menyusui anaknya," jelas Nia.
Kalau masih tidak bisa juga, barulah Nia membantu untuk mencarikan fasilitas kesehatan yang bisa memfasilitasi donor ASI.
"Ada fasilitas Kesehatan di beberapa kota besar yang sudah menerima donor ASI dan bisa membantu melakukan skriningnya. Itu akan lebih baik," jelas Nia.
Kemudian untuk kondisi bayi yang tidak bisa mendapatkan ASI karena ibunya meninggal dunia akibat covid-19, Nia menganjurkan untuk mencari anggota keluarga atau kerabat dekat yang masih menyusui.
"Mungkin bisa menjadi ibu susuan anak ini selama keluarga setuju dan ibu yang jadi ibu susuan mau melakukan tes kesehatan dulu sebelumnya. Hal ini sangat kami anjurkan," ujar Nia.
Banyaknya cara yang masih bisa ditempuh, Nia menekankan bahwa Moms harus berhati-hati dalam menyikapi donor ASI karena hanya bersifat sementara.
"Gak mungkin kan kalau ibu meninggal anaknya terus-terusan minta donor asi dari orang. Kalau ibu susuan lebih realistis jadi anak ini bisa dititipkan pada keluarganya sementara disusui. Dengan catatan keluaraga yang anak bayi ini bersedia menitipkan bayinya ke ibu susuan itu tadi," jelas Nia.
Sementara bagi Moms yang merasa memiliki ASI berlimpah dan berniat mendonorkan ASInya, Nia menyarankan untuk mencari fasilitas kesehatan yang bisa menerimanya.
Di beberapa kota besar diakui Nia sudah terdapat fasilitas kesehatan yang bisa melakukan skrining donor ASI.
"Yang saya tahu di Jakarta tuh di RSCM perinatologinya menerima donor ASI. Jadi silahkan hubungi ke perinatologinya RSCM. Kalau di Surabaya RS Soetomo setau saya," jelas Nia.
Rejuvenated Youthful Skin Bersama Rangkaian Wardah 1% Microcapsule Retinol & 3% Ceramide, Formulasi Powerful untuk Hasil Maksimal
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR