Nakita.id - Deddy Corbuzier membagikan kabar yang cukup mengejutkan usai dirinya vakum dua minggu belakangan ini.
Deddy memang sempat 'hilang' dari media sosial dan YouTube selama kurang lebih dua minggu dan membuat warganet bertanya-tanya tentang kondisinya.
Lewat sebuah video di kanal YouTube Deddy Corbuzier, ayah Azka Corbuzier ini menjawab rasa penasaran netizen.
Ia mengaku bahwa terpaksa harus vakum dari media sosial lantaran sakit Covid-19 hingga kondisinya kritis dan hampir meninggal.
Awalnya, Deddy terpapar saat ia mengurus anggota keluarganya yang lain yang sakit Covid-19.
Saat positif Covid-19, Deddy merasa percaya diri bahwa ia akan kembali sehat dengan cepat.
Apalagi selama ini, Deddy memang sangat menjaga pola makan, rutin minum vitamin dan rajin berolahraga.
Baca Juga: Moms, Yuk Kenali 4 Jenis Batuk Pada Anak dan Cara Meredakannya
Namun, prediksinya meleset dan Deddy menjadi sangat kecewa dengan dirinya sendiri.
Bukannya membaik, kondisi Deddy malah semakin buruk saat memasuki minggu kedua setelah positif Covid-19.
Deddy tiba-tiba demam tinggi hingga 40 derajat celcius dan merasakan vertigo parah.
"Tiba-tiba panas saya naik lagi. Pagi-pagi saya dibawa ke Medistra, dokter Gunawan bilang ini memburuk, CT Thorax sudah 60 dan keadaannya masuk dalam momen badai sitokin," ucap Deddy dikutip dari YouTube Deddy Corbuzier.
Bak tersambar petir, Deddy kaget tak menyangka bahwa ia didiagnosa mengalami badai sitokin.
"Setahu saya, badai sitokin ini membuat orang meninggal, membuat orang mati," kata Deddy.
"Kondisinya pada saat itu panas, demam, badan enggak enak semua dan kecewa sekali. Saya tidak menyangka orang seperti saya bisa seperti itu," ucapnya.
Memang sudah menjadi rahasia umum bahwa seorang pasien Covid-19 yang mengalami badai sitokin pasti kondisinya akan kritis.
Apa yang dimaksud badai sitokin?
Dikutip dari Kompas.com, badai sitokin terjadi saat tubuh melepaskan terlalu banyak zat sitokin ke dalam darah dalam jangka waktu yang cepat.
Sitokin adalah protein yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh manusia saat melawan virus yang menyerang tubuh.
Terlalu banyak sitokin yang dilepaskan ke tubuh bisa menyebabkan peradangan terjadi di jaringan paru-paru dan pembuluh darah.
Saat seorang penderita Covid-19 mengalami badai sitokin, itu merupakan masa kritis yang wajib segera ditangani dokter di rumah sakit.
Biasanya orang yang mengalami badai sitokin akan sesak napas bahkan perlu alat bantu ventilator.
Dokter Gunawan yang merawat Deddy di RS Medistra juga menjelaskan alasan mengapa Deddy yang notabene punya tubuh kuat bisa terserang badai sitokin.
"Teorinya harusnya orang yang sehat tidak terjadi apa-apa. Tapi, ada juga teori kalau orang yang sehat, respon imunnya berlebihan," kata Gunawan.
dr. Gunawan lalu menjelaskan bahwa saat respon imun pada tubuh seorang penderita Covid-19 terjadi secara berlebihan, disitulah mulai muncul badai sitokin.
"Jadi, dia itu makan virusnya. Sel darah putih mengenali virusnya, dia makan. Jadi, sel darah putih ini bunuh diri, pecah, dan mengeluarkan zat peradangan. Peradangan ini yang terjadi (badai sitokin)," jelasnya.
Source | : | Kompas.com,YouTube |
Penulis | : | Aulia Dian Permata |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR