Nakita.id - Beberapa waktu lalu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah dirundung duka karena alami bencana longsor dan juga banjir.
Kejadian serupa kembali terjadi di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.
Malam itu, Kamis 22 Februari 2017, harusnya menjadi awal kebagaiaan bagi keluarga Solihin dan juga masyarakat sekitar.
Pasalnya, saat itu Solihin sedang menggelar pengajian dan tasyakuran jelang pernikahan putra sulungnya, Pujianto sekaligus merayakan khitanan putra keduanya, Sifaul Umam.
"Jadi paman saya (Solihin) mengundang kerabat dan tetangga untuk pengajian di rumahnya dari bada isya," ujar Damin, seorang korban selamat sekaligus saksi mata.
BACA JUGA: Longsor di Bali, Pasangan Suami Istri Ditemukan Meninggal Berpelukan
Udara sejuk kaki Gunung Slamet, ditambah guyuran hujan, dan sayup-sayup suara orang mengaji mengundang kantuk anak-anak yang ikut dalam majelis.
Agar tak mengganggu jalannya pengajian, para orangtua memindahkan putra mereka yang terlelap ke dalam kamar tidur di ruang belakang.
"Bapak-bapak yasinan sampai jam 21.00 WIB, anak-anak ngikut sudah pada ngantuk dan dipindah ke kamar belakang," tambahnya.
Namun tak ada yang pernah menyangka, malam yang khidmat menjelang hari bahagia bagi keluarga besar Solihin harus berakhir tragis.
Selang 10 menit setelah acara pengajian ditutup, saat para tamu undangan masih bercengkerama dan menikmati hidangan, lampu rumah Solihin tiba-tiba padam.
BACA JUGA: Pernah Beradu Akting, Amitabh Bachchan Dapat Firasat Kepergian Sri Devi?
Suasana semakin mencekam tatkala suara gemuruh dari arah belakang rumah menghentak para tamu.
Hanya dalam beberapa tarikan nafas, tebing tanah setinggi 15 meter di belakang rumah Solihin ambrol.
Material tanah lumpur langsung meluluhlantakkan dinding rumah dan merangsek ke dalam seisi ruangan.
"Saya berhasil menyelamatkan diri, tapi separuh undangan yang lain tertimbun tanah dan tembok yang ambruk," katanya.
Jerit tangis dan teriakkan dari para korban yang terjebak di bawah longsoran memecah keheningan.
Proses evakuasi berlangsung dramatis, di tengah kepungan gulita, hanya dibantu kilat cahaya petir, para warga yang selamat berusaha menolong sanak dan tetangga mereka dengan menggunakan tangan kosong.
BACA JUGA: Mau Membeli Gaun Pengantin, Wanita Ini Tewas dalam Kecelakaan Pajero
Semua orang dewasa yang saat itu berada di ruang tamu dapat dievakuasi dalam kondisi selamat.
Namun nahas, empat anak, putra para tamu undangan yang sebelumnya tengah tidur di kamar belakang tak dapat diselamatkan.
Masing-masing korban yakni, Al Karomi (7), Safangatul Isman (3), Abdul Roup (11), termasuk Sifaul Umam yang sedianya akan dikhitan bersamaan dengan pernikahan kakaknya esok lusa, ditemukan dalam kondisi meninggal dunia tertimbun material longsor.
Damin yang saat diwawancara masih dalam suasana berkabung itu menceritakan, betapa kuat dan tegarnya hati Solihin.
BACA JUGA: Sedih! 6 Jam Setelah Melahirkan Anak, Perempuan ini Ditemukan Meninggal di Ranjang
Tanpa tangis, atau tersamarkan air hujan, Solihin dengan tabah mencari sendiri jasad putranya, Sifaul dan ketiga kemenakannya di dalam kamar.
Tak peduli pada kondisinya, Solihin nekat menggali dan mengangkat material longsor dengan tangan kosong hingga baju dan celana yang dikenakan robek.
"Solihin, paman saya itu setelah menolong kami yang tertimbun longsor di belakang langsung lari ke rumah perangkat desa, bajunya yang robek dilepas jadi tinggal pakai celana dalam," tutur Damin.
"Artikel ini pernah tayang di Kompas.com, dengan judul Acara yang Penuh Bahagia Itu Berakhir Tragis, Separuh Tamu Undangan Terkubur Longsor"
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR