Nakita.id - Sebagian besar pasangan suami istri berharap untuk mendapatkan keturunan.
Ada yang segera diberi rezeki berupa keturunan, ada juga yang harus menunggu beberapa waktu untuk mendapatkan keturunan.
Pembuahan biasanya terjadi selama masa ovulasi.
Umumnya, siklus ovulasi pada perempuan terjadi setiap bulannya.
Baca Juga: Bagi Pasangan Suami Istri, Normalkah Berhubungan Intim Dua Kali dalam Sebulan?
Sel telur perempuan hanya bertahan sekitar 12 hingga 24 jam setelah dikeluarkan dari saluran tuba.
Sedangkan sperma pria bisa bertahan di lingkungan vagina selama dua hingga tiga hari setelah berhubungan intim.
Mungkin Moms pernah mendengar ungkapan bahwa mengurangi hubungan seks bisa meningkatkan kualitas sperma.
Banyak yang berpendapat bahwa hanya berhubungan intim selama masa ovulasi akan meningkatkan peluang untuk hamil.
Melansir Parents, meski menunda berhubungan intim bisa meningkatkan jumlah sperma, namun itu juga bisa menurunkan motilitas sperma.
Terlebih, banyak orang yang meleset perkiraan masa suburnya.
Bila Moms dan Dads ternyata melewati masa subur yang sebenarnya, maka bisa menurunkan peluang hamil.
Di sisi lain, berhubungan intim terlalu sering misalnya setiap hari, juga tidak bagus.
Dokter Samuel Wood MD selaku Direktur Medis di Pusat Ilmu Reproduksi di LA Jolla, CA, berhubungan intim setiap hari bisa menyebabkan kelelahan.
"Jika hanya untuk tujuan reproduksi, berhubungan seks beberapa kali sehari atau bahkan setiap hari dapat menyebabkan 'kelelahan', dan pasangan mungkin mulai melihat seks sebagai tugas pra-ovulasi," jelasnya.
Rasa kelelahan ini kemungkinan bisa membuat Moms dan Dads justru tidak tertarik berhubungan intim di masa ovulasi.
Bila memang ini yang terjadi, maka akan semakin sedikit peluang Moms untuk hamil.
Mungkin banyak Moms yang bertanya-tanya, bagaimana cara memperkirakan masa ovulasi?
Umumnya secara teori ovulasi terjadi 14 hari setelah hari pertama menstruasi.
Namun, kenyataannya panjang siklus bervariasi untuk setiap perempuan.
Selain itu, ovulasi juga tidak selalu terjadi pada waktu yang sama setiap bulan.
Baca Juga: Berikut Ini 4 Posisi Bercinta yang Patut Moms Coba Malam Ini Bersama Pasangan Untuk Meredakan Stres
Machelle Seibel, MD selaku Profesor Obstetri dan Ginekologi di University of Massachusetts Medical School mengatakan beberapa perempuan berpikir dapat mendeteksi gejala ovulasi.
"Jika Anda selaras dengan tubuh Anda, Anda mungkin memperhatikan saat mengalami peningkatan keputihan seperti putih telur beberapa hari sebelum ovulasi," kata Yvonne Bohn, MD, OB-GYN.
Sayangnya, banyak perempuan yang melewatkan hal ini.
Beberapa bahkan keliru mengira keputihan normal juga sebagai tanda ovulasi.
Para ahli menyarankan para Moms menggunakan alat prediksi ovulasi untuk mendapatkan jawaban yang lebih akurat.
Memetakan suhu tubuh basal serta melacak siklus menstruasi juga dapat membantu mengidentifikasi masa ovulasi.
Source | : | Parents |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR