Nakita.id – Moms, pada umumnya alergi yang biasa dialami oleh Si Kecil yaitu alergi susu atau alergi udara dingin.
Tapi berbeda dengan bayi perempuan di Minnesota ini. Kulitnya lecet dan ruam saat terkena air.
Bayi ini bernama Ivy Angerman, berusia 18 bulan. Orangtua Ivy terkejut saat mengetahui bahwa anak perempuan mereka menderita lecet setiap kali memandikannya.
BACA JUGA: Jangan Buang Biji Semangka , Rebuslah! Hasilnya Akan Menakjubkan
Gejala yang sama muncul saat dia menangis atau mulai berkeringat.
Saat memeriksakan Ivy ke dokter, baru diketahui Ivy mengalami alergi langka yaitu Aquagenic Urticaria (AU).
Kondisi langka dimana seseorang alergi terhadap air. Menurut stasiun berita lokal Fox 9 yang dikutip dari Medical Daily, Ivy mungkin orang termuda yang didiagnosis menderita kelainan ini.
"Ini sangat sulit, ini menghancurkan hati saya, semua hal itu membuat saya kesal," kata Brittany Angerman, ibu gadis itu kepada wartawan.
Dia pun telah mencoba untuk mengajarkan putrinya agar tidak menangis agar Ivy bisa menghadapi kondisi ini saat dewasa.
Brittany, bersama suaminya Dan, merekam sebuah video yang menunjukkan bagaimana Ivy bisa bertahan hanya 15 menit terkena air sebelum gejala mengerikan itu mulai muncul.
Ivy akhirnya diberi resep antihistamin untuk mengurangi reaksi alergi.
Dokter telah merekomendasikan agar keluarga ini tinggal di rumah dengan sistem udara sentral dan hanya air yang dimurnikan untuk minum dan mandi.
BACA JUGA: Konsumsi Jahe Setiap Hari Selama Satu Bulan, Lihat yang Terjadi
Menurut Pusat Informasi Penyakit Genetik dan Langka (GARD), aquagenic urticaria biasanya menyerang perempuan namun gejalanya mulai menunjukkan saat pubertas.
Saat penderitanya kontak dengan air, akan muncul bilur kecil berwarna merah, biasanya di leher dan lengan. Dalam beberapa kasus mereka juga bisa terbentuk di bagian tubuh yang lain.
Ruam ini biasanya berlangsung selama 30 menit sampai satu jam sebelum memudar.
Berhubung kondisi ini sangat langka, tidak banyak informasi mengenai penyebab dan pengobatan.
GARD menunjukkan bahwa aquagenic urticaria dapat dipicu oleh zat lain di dalam air seperti klorin.
Berdasarkan hal tersebut, gatal-gatal bukan disebabkan oleh air, khususnya alergen di air.
Sebuah studi kasus 2011 yang diterbitkan dalam Annals of Dermatology mengklaim bahwa sejak tahun 1964 kurang dari 100 kasus telah dilaporkan.
BACA JUGA: Pakai Masker Kunyit di Area Mata 10 Menit, Lihat Hasilnya Mengejutkan!
Teori lain menyebutkan, kulit itu sendiri menghasilkan bahan beracun saat berinteraksi dengan air.
Namun tidak ada penjelasan lanjutan yang didukung oleh cukup bukti ilmiah.
Dikutip dari MD-health, diagnosis aquagenic urticaria dimulai dengan evaluasi riwayat klinis pasien untuk kemudian mencari tanda-tanda apa yang mungkin menyebabkan reaksi berat ini.
Pasien kemudian akan dimasukkan ke tes pengolahan air dimana air akan dikenakan ke tubuh bagian atas selama 30 menit.
Air dapat ditempatkan langsung pada kulit atau handuk kertas yang sudah basah.
Dalam banyak kasus, air suling, air keran dan air garam akan digunakan untuk memeriksa perbedaan reaksi.
Setelah alat tes dilepaskan, kulit akan diperiksa reaksinya selama 10-15 menit berikutnya. (*)
Source | : | Medical Daily |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR